Penyebab dan pemicunya juga tidak perlu kami cari karena jelas kami hanya bersama saat berangkat ke kantor saja. Kami menanggapi dengan positif saja, mungkin karena mereka belum mengenal kami dengan baik.Â
Kami juga menunjukkan bahwa kami tetap kompak bersahabat dengan kami sering pergi bertiga pada hari Minggu atau hari libur, guna menunjukkan kepada tetangga bahwa hubungan kami baik-baik saja.
Kami juga tetap menegur tetangga bila sempat bertemu, dan kami tidak merasa sakit hati terhadap gunjingan mereka. Ketika tetangga memerlukan bantuan kami mengenai Teknologi Informasi yang kami kuasai, dengan senang hati kami menolong mereka. Misalnya, cara koneksi dengan internet, cara.membuat backup data, cara menginstalasi driver printer dan lain-lain.
Karena kami membalas omongan tetangga yang tak terbukti kebenarannya dengan kebaikan, akhirnya lambat laun omongan tetangga yang minor tersebut pelan-pelan menghilang.
Kami juga saling berbagi oleh-oleh saat pulang bepergian dari luar kota maupun saling berbagi makanan saat perayaan hari raya keagamaan sehingga huhungan kami dengan tetangga makin baik dan akrab.
Kesimpulannya, balaslah omongan tetangga yang berkonotasi negatif dengan kebaikan. Percayalah pelan-pelan tapi pasti mereka akan menyadari kesalahan yang mereka lakukan. Omongan tetangga tidak perlu ditsnggapi secara emosional.