Setelah toko tutup, lalu dengan berjalan kaki, orang tua mengajak anak-anak ke lokasi Dugderan yang lokasinya cukup dekat dari rumah kami. Di lokasi Dugderan kami hanya fokus di lokasi penjualan mainan karena kebetulan kami tidak ikut merayakan Lebaran. Jadi kami tidak perlu membeli pakaian, sepatu atau sandal baru.Â
Mainan yang selalu ada dan banyak dicari anak-anak karena hanya dijual saat Dugderan yakni Warak. Ada dua jenis Warak, Warak jantan dan Warak betina yang ditandai dengan adanya telur dan disebut Warak Ngendog (Warak bertelur). Harga Warak Ngendog tentu sedikit lebih mahal karena adanya faktor tambahan telur. Selain Warak sebagai ciri khas Dugderan, juga ada beberapa mainan khas Dugderan seperti kapal api yang dijalankan pada seember air dan gasing. Gasing adalah mainan terbuat dari bambu yang bila diputar akan mengeluarkan bunyi khas.
Setelah membeli beberapa mainan kami pulang ke rumah. Sebagai ansk-anak kami sangat gembira karena pada tiap bulan Ramadan pasti mendapat mainan baru. Itulah nostalgia masa kecil saya pada bulan Ramadan. Hebatnya, tradisi ini masih terus berlangsung hingga sekarang. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan ketat karena masih adanya pandemi.