Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Beda Waktu Dulu dan Sekarang

17 Maret 2021   18:28 Diperbarui: 17 Maret 2021   18:45 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waktu (sumber: hidayatullah.com)

Harvey Mac Kay pernah berkata "Waktu itu diperoleh secara cuma-cuma, namun sangat tidak ternilai harganya. Anda tidak dapat memilikinya, namun Anda dapat menggunakannya. Anda tidak dapat menyimpannya, namun Anda dapat menghabiskannya. Bila Anda kehilangan waktu, Anda tidak pernah bisa mendapatkannya kembali."

Apakah dalam kehidupan ini Anda harus berpacu dengan waktu?

Menurut kakek dan nenek Anda, atau orang tua Anda, mereka berangkat ke tempat kerja setelah matahari mulai terbit dan pulang ke rumah sebelum matahari terbenam. 

Katakanlahlah jam mulai bekerja jam 8.00, mereka cukup berangkat dari rumah jam 7.00 karena jalanan tidak macet dan letak tempat kerja tidak terlalu jauh dari rumah. Jam pulang dari tempat kerja sekitar jam 16.00 atau 17.00 dan sebelum jam 18.00 biasanya sudah tiba di rumah. Bahkan makan siang masih sempat pulang ke rumah, sehingga kualitas hidup keluarga lebih harmonis, karena tidak ada acara makan siang dengan rekan kerja.

Meskipun memiliki banyak anak, mereka masih memiliki rumah dengan halaman yang luas, karena harga rumah dan tanah masih sangat terjangkau. Bahkan masih ada dana lebih untuk membeli sawah atau kebun serta sanggup menyekolahkan semua anak-anaknya yang banyak itu.

Di era millineal, Anda harus berangkat ke tempat kerja pagi sekali dan pulang ke rumah kadang hampir tengah malam. Hingga ada jargon P7 - Pergi Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas Pasan. Karena meskipun Anda harus berangkat kerja jam 5.00 pagi sebelum matahari terbit dan pulang ke rumah sekitar jam 21.00 atau 22.00, penghasilan Anda juga tidak terlalu berlebihan.

Hingga tinggal harus di rumah kontrakan atau mampu membeli rumah hanya berukuran kecil atau apartemen studio bila ingin lebih dekat ke kantor. Generasi millenial juga harus merencanakan matang-matang sebelum memiliki anak, kareba takut biaya kehidupan yang tinggi untuk biaya melahirkan, beli susu, biaya bila sakit serta biaya pendidikan.

Apakah yang salah pada gaya hidup generasi millenial? Padahal kakek nenek dan orang tua Anda hidup tanpa alat bantu, bahkan tanpa asisten rumah tangga tetapi dapat hidup dengan nyaman.

Generasi millenial pasti tinggal di rumah yang dilengkapu dengan mesin cuci, kompor gas, kendaraan bermotor, televisi, AC, komputer, ponsel cerdas, surat elektronik, dan sosial media. Yang seharusnya mempermudah kehidupan generasi sekarang, nyatanya justru lebih sibuk, sehingga tampak terburu-buru dan sulit menikmati hidup dengan tenang.

Pergi ke tempat kerja, sepagi mungkin atau terbutu-buru.

Makan siang, sering terlewat, atau terburu-buru.

Pulang kerja selalu malam hari, atau terbutu-buru.

Semua dilakukan dengan terburu-buru, mungkin hanya kematian yang tidak seorangpun mau terburu-buru.

Mengapa generasi millenial selalu terburu-buru? Karena mereka kawatir akan kurang menerima pendapatan. Karena Anda lebih banyak berhitung dari penerimaan, bukan dari memberi.

Padahal rezeki tiap orang sudah ditakdirkan, jadi janganlah takut kekurangan, tetapi banyaklah berbagi atau bersedekah.

Apakah Anda sudah lebih banyak berbagi dan bersyukur? Hanya Anda yang tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun