Tiap manusia pasti memiliki keinginan atau mimpi-mimpi untuk memiliki sesuatu. Bagi pasangan baru pasti menginginkan memperoleh keturunan. Bagi pekerja pemula pasti menginginkan kenaikan gaji, promosi jabatan, kendaraan pribadi hingga rumah pribadi
Bila Anda sedang dihadapkan pada impian Anda, maka ego pribadi akan muncul, dan Anda pasti berupaya semaksimal mungkin untuk memperolehnya. Macam-macam upaya dilakukan guna mencapai keinginan, padahal belum tentu yang diinginkan itu bermanfaat bagi kehidupan saat ini. Contoh, seorang pekerja wanita menghendaki sepatu model terbaru, padahal saat ini dia masih memiliki sepatu kerja yang layak dipakai dan nyaman.
Banyak cara ditempuh guna mewujudkan membeli impian yang diidamkan, ada yang menguras tabungan, menggesek kartu kredit atau meminjam uang teman kerja, bahkan yang lebih nekad berani meminjam melalui pinjaman daring dengan bunga yang mencekik leher.
Kepuasan memenuhi target impian membuat manusia tidak sadar dan dapat terjebak pada kesulitan hidup yang mencekam. Bagaimana cara mencegah hal ini?
Anda harus mampu berkomunikasi dengan diri sendiri, apakah sesuatu yang diinginkan itu suatu kebutuhan vital atau sekedar keinginan emosional saja.
Saat bercita-cita, seseorang hanya berprinsip saya ingin mempunyai bla .bla. bla. Cobalah bertanya pada diri sendiri, setelah keinginan ini terpenuhi untuk apa?
Pada umumnya orang tidak memiliki jawaban atas pertanyaan ini. Prinsipnya saya ingin memiliki bsrang itu saja, dan prinsip seperti ini tergolong "pemborosan".
Cobalah Anda mengganti pernyataan "Saya ingin mempunyai" dengan pernyataan "Saya ingin memanfaatkan...". Anda akan merasakan bedanya.
Karena Anda tidak hanya ingin mempunyai saja, tetapi ingin memfaatkannya. Dengan demikian keinginan Anda akan efektif dan berfaedah.
Pernyataan "Saya ingin memanfaatkan" akan sangat tepat mengarahkan Anda untuk mengendalikan diri dan ego pribadi serta lebih mengutamakan kebutuhan hidup.