Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hormati dan Sayangi Orangtuamu

11 Desember 2020   20:06 Diperbarui: 11 Desember 2020   20:10 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kasih anak pada orang tua (sumber: jabar.tribunnews.com)

Pada sebuah rumah makan ada seorang anak yang dengan sabar menunggui ayahnya yang sedang makan. Sang ayah sudah tua dan mulai pikun dengan bersusah payah berusaha untuk menyendokkan makanan kedalam mulutnya.
Karena tangannya sering gemetaran, akibatnya makanan banyak yang berceceran di meja maupun di bajunya, mulutnyapun berlepotan dengan makanan.
Pemilik rumah makan dan tamu-tamu merasa jijik melihatnya, kesannya jorok. Sebaliknya sang anak tetap dengan penuh kesabaran menunggui ayahnya  menghabiskan makanannya.

Setelah selesai makan, sang anak membimbing ayahnya menuju wastafel untuk membersihkan muka dan pakaian ayahnya yang berlepotan makanan.

Setelah bersih, kembali sang anak membimbing ayahnya untuk duduk di kursinya lagi. Dan sang anak membersihkan meja dan lantai rumah makan yang ternoda akibat ceceran makanan ayahnya. Setelah semuanya bersih dan rapi, sang anak menju kasir dan menyelesaikan pembayaran.

Lalu sang anak dengan sabar dan tulus menjemput ayahnya di mejanya dan membimbingnya keluar dari rumah makan.

Pemilik rumah makan dan tamu-tamu lain yang semula merasa kesal dan jijik mulai merasa iba dan menjadi bersimpati pada sang anak.

Tanpa ragu pemilik rumah makan menyusul dan menghampiri sang anak yang berbakti itu dan mengatakan "Terima kasih, Anda sudah meninggalkan sesuatu yang sangat berharga di rumah makan saya."

Sang anak serta merta menjawab "Maaf, saya tidak membawa barang berharga, jadi tidak ada barang kami yang tertinggal di rumah makan."

"Maksud saya , Anda telah meninggalkan suatu pelajaran kehidupan yang sangat berarti bagi kami semua, mengenai luhurnya berbakti kepada orang tua dan sesama manusia," imbuh si pemilik rumah makan.

"Mata hati kami langsung tercelikan melihat pelajaran kehidupan yang baik dan berguna untuk setiap orang agar hidup kami lebih berarti."

Cara sang anak meperlakukan ayahnya, sangat membekas bagi banyak orang dan menjadi pelajaran kehidupan yang harus ditiru orang lain.

Sikap hormat dan menghargai orang tua akan berdampak positif pada semua orang. Meski awalnya tampak menjijikkan dan aneh, namun  tindakan sang anak yang mampu bersikap sabar dan tenang saat melayani orang tuanya dengan penuh kasih sayang, hal ini memberikan pelajaran kehidupan bagi siapapun yang melihatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun