Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Empati

21 November 2020   06:08 Diperbarui: 21 November 2020   06:11 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empati (sumber: blibli.com)

Empati adalah filosofi yang banyak diterapkan oleh orang Jepang. Empati adalah hubungan antar manusia yang paling tinggi arasnya. Hubungan ini terus diajarkan dari satu generasi ke generasi berikutnya di Jepang.

Empati adalah upaya memposisikan diri menjadi orang lain. Misalnya memposisikan diri sebagai lawan bicara Anda. Bila Anda sedang bicara dengan orang tua, cobalah menjadi orang tua yang bijak. Bila bicara dengan anak Anda, jadikan diri Anda sebagai anak Anda yang nakal.

Bila sedang bicara dengan pelanggan Anda, maka jadikan diri Anda sebagai seorang pembeli barang / jasa yang cerewet. Demikian pula bila Anda ingin bicara dengan teman atau musuh Anda, maka ubahlah diri Anda seperti diri mereka atau bila Anda menjadi dia.

Kalimat apa yang ingin Anda dengarkan. Tindakan apa yang ingin Anda lakukan.

 Hal ini yang menyebabkan bila Anda menjatuhkan dompet secara tidak sengaja atau ketinggalan dompet di bis / kereta api di Jepang, peluang Anda untuk mendapatkan kembali dompet Anda utuh sangat besar. Karena orang Jepang yang menemukan dompet Anda akan berpikir, bila saya yang kehilangan dompet pasti saya akan kebingungan. Bila uangnya saya ambil, mungkin pemilik dompet ini bakalan tidak punya uang lagi.

Dia harus menunggu gajian dulu dan mungkin akan pusing untuk biaya hidup maupun untuk membayar hutang atau membayar pembayaran rutin, bagaimana pemilik dompet ini dapat membeli makan dan minum, jangan-jangan akan dimarahi isteri atau orang tuanya, anaknya akan kelaparan atau ekstreemnya pemilik dompet ini akan panik karena uangnya saya ambil. Orang Jepang selalu berpikir berbasis empati.

Oleh sebab itu negara Jepang aman dan cepat maju karena sejak anak-anak mereka memperoleh pendidikan mengenai empati. Yang korupsi, akan melakukan harakiri (bunuh diri dengan merobek perutnya sendiri dengan pedang samurai) karena malu.

Pejabat Pemerintah yang merasa gagal berani mengundurkan diri, karena malu pada rakyatnya. Tidak berbahaya bagi wanita yang pulang malam sendirian, karena kaum pria berprinsip, kalau saya ganggu, bagaimana kalau adik, isteri atau anak saya yang diganggu  orang.

Nah, coba terapkan prinsip empati dalam kehidupan Anda. Pasti kehidupan Anda akan lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun