Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Satu Tahun Pemerintahan JKW-MA Terkendala Pandemi

21 Oktober 2020   19:12 Diperbarui: 21 Oktober 2020   19:14 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jkw-MA (sumber: infografis.sindonews.com)

Tanpa terasa periode Pemerintahan pasangan Presiden dan Wakil Presiden RI Joko Widodo-Ma'ruf Amin telah melalui kurun waktu satu tahun sejak dilantik 20 Oktober 2019. 

Janji-janji saat kampanye untuk membuat rakyat Indonesia mandiri, maju, adil dan makmur sudah ditargetkan, namun tanpa diduga pandemi Covid-19 menyerang dunia.

Maka semua rencana kerja yang telah ditargetkan menjadi terkendala. Sangat sulit menuliskan apresiasi atau kritik terhadap kinerja Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Sebagai penulis saya harus menulis secara berimbang karena penulis bukan influencer tetapi juga bukan oposan Pemerintah.

Pandemi Covid-19 memang memporak-porandakan seluruh dunia termasuk Indonesia.  Anggaran terpaksa digelontorkan untuk penanggulangan Covid-19 guna pencegahan pandemi Covid-19. 

Bahkan untuk menggerakkan perekonomian, Pemerintah harus menguras anggaran untuk bantuan sosial bagi warga yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dirumahkan dan mereka yang hanya menerima upah minimal agar dapat menggerakkan roda perekonomian UMKM yang merupakan soko guru perekonomian Indonesia yang diharapkan dapat mencegah Indonesia terjun ke jurang resesi.

Besarnya dana untuk pencegahan Covid-19 dan bantuan kepada masyarakat kecil ini sudah tepat, namun diplintir oleh para oposan yang meneriakkan bahwa hutang pada perioda satu tahun Pemerintahan Jkw-MA ini naik drastis.  

Menurut laporan Indef hutang Indonesia sudah mencapai USD 42 miliar, sehingga posisi Indonesia kini berada pada posisi negara penghutang terbesar nomor enam di dunia.

Bahkan warga banyak ditakut-takuti bahwa anak cucunya harus menanggung hutang 20,5 juta Rupiah per penduduk bila jumlah penduduk dianggap 272 juta orang. Siapa sebenarnya yang akan menagih hutang pada anak cucu Anda?

Meski Pemerintah telah membentuk PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) gebrakannya belum tampak atau terasa. Sehingga seolah-olah pembangunan infra struktur yang digenjot Pemerintah menjadi sia-sia, karena belum mampu menurunkan biaya logistik.

Bahaya yang paling mengkhawatirkan adalah naiknya PHK yang juga dialami oleh UMKM sehingga muncul orang miskin baru atau orang-orang yang turun kelas akibat runtuhnya perusahaan tempat mereka bekerja mencari nafkah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun