Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengenal Kota Dresden

10 Oktober 2020   18:10 Diperbarui: 10 Oktober 2020   18:09 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dresden (sumber:  bergfex.com)

Sebagai nara sumber kedua Denny Napitupulu Boos yang sempat mengenyam studi lanjut Arsitektur S2 dan S3 di Dresden banyak bercerita tentang kota Dresden, selain berkisah pula tentang kota Maxen karena terkait topik Raden Saleh Berpetualang ke Jerman.

Kota Dresden sangat indah dan banyak ditemukan bangunan kuno dengan arsitektur khas Eropa. Kotanya tidak terlalu besar dan merupakan kota pelajar seperti Yogyakarta di Indonesia. Karena banyak bangunan kuno maka oleh Unesco ditetapkan sebagai kota heritage yang merupakan warisan budaya. Namun karena warga Dresden menghendaki membangun jembatan guna mengatasi kemacetan, maka akhirnya warga Dresden memutuskan untuk keluar dari Unesco.

Dresden merupakan salah satu kota yang memiliki dan menyimpan manuskrip suku Maya.

Di dekat Dresden diperbukitan juga ada benteng yang layak dikunjungi menurut mas Wikan yang pernah kuliah di Dresden.

Denny (sumber: Koteka)
Denny (sumber: Koteka)

Bagi anak muda yang ingin studi di Jerman, mbak Denny menyarankan agar membekali diri dengan bahasa Jerman, meski belajar pada sekolah / kampus dalam bahasa Inggris, karena warga Jerman lebih suka berbahasa Jerman untuk komunikasi sehari-hari. Daripada bahasa Inggris, malahan bahasa Rusia lebih banyak dipakai.

Terkait topik Raden Saleh, kota yang ditinggali oleh Raden Saleh adalah Maxen kira-kira 24 km dari Dresden atau satu jam perjalananan dari Dresden.

Warga Jerman tergolong pecinta seni, salah satu museum lukisan terbaik dan terlengkap adalah museum di Zwinger. Mungkin suatu hari jangan heran bila ada museum Raden Saleh di Maxen atau Dresden.

Raden Saleh yang tinggal di kastil Alex selama 10 tahun tinggal di Jerman sempat manikah dengan wanita Jerman meski akhirnya bercerai. Raden Saleh kemudian menikah lagi dengan seorang janda asal Jawa dan tinggal di Bogor hingga wafat. Kuburan Raden Saleh dan isterinya dapat ditemui di Bogor.

Sebagai perintis dan pelopor seni lukis modern Raden Saleh dianggap mampu memperkenalkan Indonesia (Hindia Belanda) dan diterima dengan baik oleh seniman maupun warga Maxen sehingga tinggal selama 10 tahun di Jerman. Di Maxen, Raden Saleh berani mengenakan busana Jawa, padahal sebelumnya selalu berbusana ala orang Barat atau Eropa.

Karena hubungannya yang sangat dekat dengan keluarga Alex, maka untuk mengenang Raden Saleh, Alex membangun suatu bangunan berbentuk masjid dengan kubah berwarna biru yang dikenal sebagai masjid biru atau rumah biru (blaues hausel).

Masjid biru (sumber: Denny)
Masjid biru (sumber: Denny)

Masjid biru ini tidsk untuk ibadah hanya sebagai penghargaan dari keluarga yang pernah ditinggali Raden Saleh.

Bila Anda sempat mengunjungi Jerman setelah pandemi ini berakhir, singgahlah ke Dresden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun