Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Profesi Idaman Generasi Milenial

7 Oktober 2020   22:00 Diperbarui: 7 Oktober 2020   21:57 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengaruh (sumber: labana.id )

Bila anak generasi baby boomer ditanya apa cita-citanya, pasti rata-rata akan menjawab ingin menjadi dokter atau insinyur. Paling hanya satu dua anak yang menjawab ingin menjadi Presiden. Nah, bila anak generasi milineal ditanya apa cita-citanya pasti rata-rata akan menjawab ingin menjadi Youtuber, influencer, buzzer atau endorser.

Profesi baru ini muncul gara-gara pengaruh media sosial. Intinya anak generasi milineal berkeinginan memiliki kemampuan untuk memberi pengaruh terhadap banyak orang. Mereka ingin terkenal, banyak dikenal orang atau memiliki hubungan dengan orang atau merek tertentu. Upah yang bakal mereka dapatkan cukup menggiurkan, kita ambil contoh  influencer termahal Kylie Jenner mampu meraih 1 juta USD untuk sekali menunggah kontennya.

Sejujurnya kita semua adalah "influencer" pada kelas yang berbeda. Seorang dosen atau guru mempengaruhi pandangan mahasiswa atau muridnya; seorang atasan mempengaruhi stafnya pada saat mengambil keputusan. Konsultan keuangan, psikolog juga banyak mempengaruhi kehidupan clientnya. Para orang tua mempengaruhi pola kehidupan anaknya bahkan hingga si anak dewasa.

Banyak artikel, buku atau pelatihan yang menyajikan bagaimana cara memperluas pengaruh, sebaliknya jarang ditemukan artikel, buku atau pelatihan yang memberikan bagaimana bentuk tanggung jawab atas pengaruh itu.

Di media sosial seorang influencer dengan santai mengunggah kontennya tanpa memikirkan dampaknya. Anak seorang teman yang menjadi influencer dengan ringannya setiap hari mencekoki para folllower atau pengikutnya dengan pakaian, tas, sepatu produk bermerek. Ada anak teman yang lain yang tiap hari merayu follower atau pengikutnya dengan aneka ragam kuliner yang selalu disebutnya enak dan hitz.

Apakah dia menyadari dampaknya bahwa followernya akan merongrong kocek orang tuanya hanya untuk mengikuti gaya hidup influencernya?

Seorang influencer bertanggung jawab untuk pengaruh yang telah Anda lakukan, karena banyak orang yang percaya dan mengikuti gaya hidup Anda. Saat Anda menjadi influencer bagi keluarga, kantor, sekolah, kampus atau komunitas Anda, Anda harus bertanggung jawab untuk mengedukasi diri Anda dan memilih yang terbaik, bukan hanya untuk diri Anda, namun juga untuk semua pengikut Anda. Jangan asal perusahaan yang berani membayar Anda mahal langsung Anda memamerkan pesona Anda.

Memang setiap orang harus bersikap dewasa dan tidak asal membebek dari influencer yang diikutinya dan semua tindakan adalah tanggung jawab masing-masing pribadi. Namun seorang influencer yang memiliki pengaruh yang besar, otomatis harus memiliki tanggung jawab moral yang besar.

Seorang influencer harus bertanggung jawab atas pengaruhnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun