Yang terus diupayakan adalah menghapus Islamphobia yang membuat salah pengertian, kecurigaan dan kebijakan Pemerintah serta mencegah maraknya berita-berita yang menyudutkan Islam.
Mengingat banyaknya warga muslim, sholat pada hari raya keagamaan juga diadakan di Wisma Duta. Bahkan sering mengundang tokoh agama populer di Indonesia, misalnya AA Gym
Pengajian juga telah dilakukan di Bern, Zurich dan Geneve. Ada percikan iman dan pengenalan budaya Indonesia, misal kuliner Indonesia. Acara juga diadakan pada hari besar nasional. Yang cukup terkenal adalah pengajian Nurul Iman di Geneve.
Pada akhir paparannya, Dubes Hadad berbagi kunci sukses penanganan Covid-19 di Swiss. Untunglah hingga saat ini belum ada korban WNI di Swiss. Cara penanganan di Swiss adalah memonitor secara ketat, data yang ada diolah dengan komputer dan dikomunikasikan sehingga dapat diambil kebijakan dan koordinasi yang tepat. Akibatnya rumah sakit sudah tidak dipenuhi pasien. Kebijakan kesehatan dan ekonomi dibuat sejalan sehingga semua berlangsung normal.
 Maret-Juni 2020 masjid sempat ditutup dan mulai Juli 2020 sudah dapat beribadah di masjid. Dengan jarak antar sap 1,5 meter dan harus mengenakan masker, sudah wudhu di rumah dan membawa sajadah sendiri serta nomor ponsel dicatat. Karena kapasitas tampung masjid berkurang, maka KBRI juga dijadikan tempat sholat Jumat.
Untuk pembahasan nara sumber ke dua dapat dibaca pada tulisan lain. Demikian kisah suka duka muslim di Swiss.