Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Panah dan Busurnya

1 Agustus 2020   14:11 Diperbarui: 1 Agustus 2020   14:29 1281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panah (sumber: shopee.co.id)

Pernahkah dalam kehidupan Anda merasa seakan ditarik ke belakang? Padahal Anda selalu berniat untuk maju ke depan? Pernahkah Anda melihat orang yang semula sangat berapi-api kemudian tampak loyo semangatnya? Sebaliknya pernahkah Anda melihat atau mengalami sendiri tiba-tiba melesat ke depan dengan cepat?

Itulah filosofi yang dapat Anda pelajari dari panah dan busurnya. Anak panah bisa melesat menuju sasaran dengan cepat. Kadang anak panah masih tersimpan di kantongnya. Bila tiba saatnya anak panah akan dipasang pada tali busur ditarik sebentar ke belakang sebelum dilepas dan meluncur dengan cepat ke sasaran yang dituju.

Jadi, bila suatu saat Anda merasa mundur, bersabarlah, mungkin anak panah Anda sedang ditarik ke belakang sebelum dilepas dari busurnya untuk melesat cepat ke tujuan.

Demikian pula bila hal ini menimpa teman Anda, Anda wajib menasehatinya dengan sabar, agar dia bersiap untuk melesat ke depan bila saatnya tiba. Jangan memarahinya dengan mengatakan "semangatnya sudah loyo", Anda justru harus membimbingnya agar nanti mampu melesat kembali ke depan. Jangan biarkan teman Anda berputus asa pada masa kemundurannya. Berikan terus daya dorong agar dapat nelesat kembali ke depan.

Hidup adalah untuk mencapai sasaran yang terdapat di hadapan Anda. Tetap dan teruslah bersemangat untuk sejenak mundur ke belakang guna mendapatkan daya dorong untuk kemudian melesat ke depan ke sasaran yang dituju.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun