Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyembah Dewi Corona

22 Juli 2020   21:17 Diperbarui: 22 Juli 2020   21:05 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyembah Dewi Corona (sumber: cirebon.pikiran-rakyat.com)

Lima bulan sudah penduduk di seluruh dunia mengalami kepanikan. Siapapun tua muda berubah serupa tikus yang merupakan shio pada tahun 2571 kalender lunar. Yang sifatnya takut keluar, selalu bersembunyi, menimbun makanan dan suka menolong sesama.

Nah di India ada sekelompok warga di sebuah desa yang menyembah Dewi Corona atau Corona Mai dengan cara menggali lubang dan memenuhi lubang itu dengan manisan, rempah-rempah dan air. Dengan upacara sakral ini kelompok ini berharap Dewi Corona akan menolong mereka, membebaskan mereka dari serangan pandemi virus Corona.

Pada era animisme memang pernah tercatat manusia menyembah berhala-berhala guna mendapatkan perlindungan dan keamanan dari Dewa / Dewi yang mereka sembah. Bahkan di era digital sekarangpun manusia masih ada yang percaya dan menyembah berhala, contohnya minta pesugihan atau kekayaan di Gunung Kawi, Jawa Timur.

Meskipun agama yang mengajarkan mempercayai yang Ilahi  sudah menjadi anutan banyak manusia, namun guna ambisi meraih kekayaan orang masih mau bersekutu dengan setan bahkan hingga bersedia mengorbankan anaknya untuk mengabdi setan asalkan hidupnya dimuliakan oleh sesuatu yang disembahnya.

Orang yang tergiur dengan harta duniawi tidak takut menyembah diluar Allah guna memperoleh kekayaan yang melimpah. Dalam kasus ini termasuk orang-orang yang gila kekuasaan   sehingga menyembah orang yang berkuasa hingga betsedia menjadi pengikut setianya.

Ada pula orang yang mendewakan atau memuja seks, maka orang ini menurunkan nilai manusiawi sebagai obyek untuk dilihat (pornografi) dan memuaskan nafsu (pornoaksi).

Banyak pula orang yang sangat fanatik dengan artis tertentu. Memajang posternya disetiap dinding rumahnya, menyimpan foto dan videonya di ponsel serta mengelu-elukan artis tersebut saat melakukan konser bak ritual penyembahan.

Nah, apakah menyembah Dewi Corona akan seefektif menemukan anti virus Corona? Rupanya akal sehat Anda yang harus berbicara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun