Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengalahkan Diri Sendiri

17 Juli 2020   21:19 Diperbarui: 17 Juli 2020   21:12 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengalahkan diri (sumber: catatankecil.com)

Bila Anda sedang berlatih karate atau pencak silat pada akhir sesi biasanya dilakukan perkelahian bebas. Di dalam karate istilahnya kumite. Dua anggota diminta maju ke depan dan melakukan perkelahian, tentunya sebisa mungkin menerapkan jurus-jurus yang telah diajarkan. Anda yang mampu mengalahkan anggota yang lain dianggap lebih perkasa daripada anggota lainnya.

Di dalam studipun murid atau mahasiswa yang satu akan berusaha menunjukkan keunggulan ilmunya pada saat ujian tengah semester maupun ujian akhir semester terhadap siswa atau mahasiswa lainnya. Siswa atau mahasiswa yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi akan dianggap lebih pandai dari siswa atau mahasiswa lainnya. Bahkan secara keseluruhan program perkuliahan disebut " magna cumlaude".

Dalam bisnispun seorang pebisnis dianggap sukses bila berhasil mengalahkan pesaing-pesaingnya. Bahkan dalam suatu pengadaan barang / jasa, pebinis berusaha saling mengalahkan pada sebuah proses lelang terbuka.

Mengalahkan lawan-lawan yang hebat adalah kedigdayaan, namun sebenarnya mampu mengalahkan diri sendiri adalah keperkasaan yang sesungguhnya.

Banyak orang besar dan kuat didunia ini yang menjadi besar karena berhasil mengalahkan lawan-lawan yang tangguh.  Contoh paling dekat juara bulutangkis Indonesia Rudy Hartono Kurniawan namanya menjadi harum dan terkenal setelah mampu menjadi juara bulutangkis All England sebanyak delapan kali atau Chris John yang berhasil memegang sabuk juara tinju  cukup lama. Namun keduanya toh akhirnya harus  jatuh atau kalah karena gagal mengalahkan dirinya sendiri.

Yang terutama para juara jarang sanggup mengalahkan egonya sendiri terlebih kepentingan golongannya, kepentingan keluarganya. Karena kemenangan sejati adalah mengalahkan diri sendiri dan menang atas diri sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun