Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Selamat Datang Dunia Digital

5 Juli 2020   07:30 Diperbarui: 5 Juli 2020   07:38 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisuda anak Yuni Shara (sumber: kapanlagi.com)

Saat pandemi virus corona mengkhawatirkan siapa saja, maka tatanan kehidupan manusia berubah. Mulai dari pendidikan yang harus dilakukan secara e-learning baik dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Upacara wisuda atau pelantikan kelulusan yang dianggap sakral baik sekolah menengah atas hingga universitas harus dilakukan secara virtual.

Ada universitas yang menggunakan robot untuk mewakili winisuda. Ada perguruan tinggi yang mewajibkan winisuda tetap mengenakan toga dan kuncir, lalu  pemindahan kuncir dari kiri ke kanan dilakukan oleh orang tua atau wakil keluarga. 

Adapula perguruan tinggi atau sekolah yang hanya mewajibkan winisuda dan orang tua menyaksikan upacara wisuda melalui notebook atau smartphone yang disiarkan melalui kanal Youtube dan sejenisnya. 

Ada pula yang menerapkan metoda seperti take away rumah makan cepat saji, yakni orangtua atau siswa atau mahasiswa datang secara bergiliran mengambil ijasah langsung pulang. Hal ini juga dialami oleh salah satu artis beken Yuni Shara saat putra sulungnya di wisuda kelulusan sekolah menengah atas.

Perubahan yang mendadak ini akibatnya menimbulkan gegap teknologi, ada guru atau dosen yang belum siap sehingga harus pontang panting mempelajari teknologi yang belum dipahaminya. 

Mungkin guru atau dosen yang belajar pada era kolonial belum secepat generasi milineal dalam nengadopsi teknologi. Orang tua di rumah mau tidak mau harus memasang router atau berlangganan wifi agar anaknya tidak boros kuota. Belum lagi cara mengajar secara e-learning yang mewajibkan guru atau dosen mampu mengajar secara menarik dan komunikatif meski satu arah. 

Komunikasi dua arah biasanya terjadi diakhir pelajaran atau kuliah yang memberikan kesempatan kepada siswa atau mahasiswa untuk bertanya atau melontarkan topik untuk didiskusikan.

Jadi tradisi tatap muka sudah mulai dihilangkan guna mencegah terjadinya kerumunan. Semua jalur pendidikan sudah beralih dilskukan secara virtual atau e-learning. Siswa atau mahasiswa sudah tidak perlu pergi ke sekolah atau kampus lagi.

Bahkan pada era Kenormalan Baru (New Normal) pendidikan tetap akan dijalankan tanpa tatap muka. Hal ini akan mengubah tatanan pendidikan dari kebiasaan yang ada. Apakah hal ini termauk ora normal (tidak nomal) atau benar merupakan awal dari Kenormalan Baru? Selamat datang dunia digital.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun