Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar Santun Saat Menggunakan WhatsApp

26 Juni 2020   23:36 Diperbarui: 17 Juni 2021   01:40 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo WA (sumber: liveback.com)

Whatsapp adalah aplikasi yang sangat umum digunakan orang baik untuk sekedar pertemanan hingga bisnis. Seringkali terdengar di telepon pertanyaan no Whatsapp (WA) Bapak / Ibu berapa? 

Dan sebuah transaksi jutaan Rupiah bisa terjadi sesudahnya berkat Whatsapp komunikasi secara tertulis bisa dipandang lebih aman karena orang bisa memiliki bukti, ketimbang komunikasi verbal via telepon yang merepotkan bila Anda harus merekamnya lebih dulu guna mendapatkan bukti.

Bahkan dibeberspa perusahaan, persetujuan (approval) dari pimpinan dalam kondisi urgent misal boss sedang di luar negeri dapat dilakukan melalui Whatsapp, dan karyawan dapat menyimpan foto layar (screen shoot) persetujuan pimpinan sebagai dokumen penguat.

Bagaimana mulai menggunakan Whatsapp?

Pertama-tama Anda harus memiliki smartphone yang mendukung aplikasi Whatsapp. Smartphone seperti Blackberry sekarang sudah tidak dapat untuk aplikasi Whatsapp. Anda dapat menggunakan smartphone berbasis Android atau IOS

Untuk dapat mengoperasikan Whatsapp, Anda harus mengunduh (download) aplikasi Whatsapp melalui Play Store (Android) atau App Store (iOS). 

Setelah Anda mengunduhnya maka akan muncul ikon berwarna hijau sebagai tanda Anda siap untuk mengoperasikan Whatsapp. Hingga saat ini aplikasi Whatsapp masih tidak berbayar alias gratis.

Yang pertama Anda bisa menggunakan Whatsapp untuk menggantikan Sms atau pesan singkat, kalau sms harus berbayar ke provider dengan memotong nilai pulsa, penggunaan Whatsapp akan mengurangi total kuota yang Anda miliki. Makin banyak Anda menggunakan Whatsapp (mengirim atau menerima) maki  cepat kuota Anda berkurang.

Selain penggunaan pribadi/personal, Whatsapp juga dapat membentuk kelompok / group. Untuk membentuk sebuah kelompok minimal harus ada seorang yang menjadi pembuat kelompok dan bisa menunjuk beberapa orang lain untuk menjadi administrator. 

Tugas administrator Whatsapp adalah manambah dan memecat keanggotaan seseorang, menjadi pengatur lalu lintas materi Whatsapp, misalnya menegur seseorang anggota yang sering mengirimkan materi hoax atau mengirimkan konten yang tidak sesuai dengan tujuan kelompok ini dibentuk. 

Misal kelompok lulusan sekolah menengah atas yang terdiri dari anggota yang beragam, lalu ada yang mengirimkan konten pornografi maka tugas admintrator untuk menegur anggota. 

Juga bila ada dua orang anggota atau lebih yang saling bersilang kata alias berselisih, tugas administrator untuk menengahi atau mendamaikan.

Untuk keperluan bisnis, Anda dapat mengorimkan WA perkenalan, bahkan hingga mengirimkan brosur hingga penawaran harga. Untuk keperluan komunitas, Whatsapp lebih dimanfaatkan untuk berkomunikasi baik serius maupun santai. 

Beberapa hal yang kurang disukai anggota kelompok adalah:

1. Terlalu sering mengirimkan sticker

2. Mengirimkan ucapan yang sifatnya latah

3. Adanya anggota yang pasif atau hiperaktif

4. Adanya anggota yang jagoan mem-forward kontens tanpa membaca dulu isinya

5. Mengirimkan konten yang sudah pernah dikirimkan oleh anggota lain

Sebuah komunitas bisa menjadi hidup bahkan pada era pandemi ini Whatsapp bisa menjadi fasilitas untuk berjualan. Anda tinggal menawarkan hasil masakan Anda, lalu minta anggota lain untuk open po. Dagangan bisa dari mulai galantine hingga lunpia.

Masih banyak kegunaan Whatsapp yang bisa disambung pada artikel berikutnya. Silakan dicoba dan pertanyaan akan diusahakan untuk dijawab secepatnya. Ayo belajar menggunakan Whatsapp agar tidak disebut gaptek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun