Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"HeiChoko", Produk UMKM yang Lezat Melekat

9 Desember 2019   09:07 Diperbarui: 9 Desember 2019   09:25 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hesti berjilbab pink bersama Ketapels (dokpri)

Kota Tangerang Selatan baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke sebelas, tahukah Anda oleh-oleh khas Tangerang Selatan? Kalau Anda bertanya pada paman Google, yang muncul pada umumnya oleh-oleh yang mirip dengan oleh-oleh kota Tangerang, provinsi Banten dan Betawi, karena secara geografis kota Tangerang Selatan bersinggungan dengan ke tiga daerah tersebut.

Sebut saja, batik Tangsel, motifnya sangat mirip dengan batik Banten. Kini sebuah UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Tangerang Selatan mencoba menampilkan produk cokelat sebagai oleh-oleh khas Tangerang Selatan.

HeiChoko

Namanya HeiChoko Food, sebuah usaha rumah tangga yang muncul akibat kegelisahan seorang Hesti Widyo Asih. Hesti sejak kecil memang sudah terbiasa berjualan, bisnis jualan apa saja pernah dilakukannya, mulai berjualan donat, kuliner, buku, memberikan les privat, hingga menjadi konsultan pendidikan anak.

Hesti memiliki sifat tidak bisa diam, ia selalu senang berjualan, kalau menginginkan sesuatu, ia langsung berjualan, keuntungan yang didapat digunakan untuk membeli barang yang diidamkannya.

Hal ini yang menempa jiwa wiraswasta Hesti, anak seorang guru yang berhasil mendapatkan bea siswa Supersemar untuk kuliah di Fakultas Biologi Universitas Sudirman Purwokerto. Bahkan untuk beaya transportasi dari rumah ke kampus, Hesti mendapatkan dari hasil berjualan buku.

Setelah menyelesaikan kuliahnya, Hesti diboyong suaminya ke Tangerang Selatan dan tinggal di Kompleks Batan Indah. Oleh suaminya, Hesti dilarang kerja kantoran. Hesti berusaha mencari kesibukan dengan membaca buku, dan rupanya ia tertarik untuk mencoba membuat cokelat bersama Ida, tetangganya yang sekarang sudah meninggal dunia.

Cokelat hasil olahan mereka berdua mulai dipasarkan ke tetangga mulai 2009 dan hanya dijual pada bulan Ramadhan menjelang lebaran. Cokelat buatannya rupanya disukai tetangganya, sering dijadikan oleh-oleh untuk sanak saudara di kampung. Lalu pesanan berkembang ke kantor tetangga di Batan.

Hesti dengan produknya (dokpri)
Hesti dengan produknya (dokpri)
Setelah Ida wafat, Hesti sempat berhenti memproduksi cokelat, baru pada Agustus 2018 mulai memproduksi cokelat lagi dengan merek yang sudah didaftarkan ke Ditjen HaKI dengan nama HeiChoko. Hei adalah singkatan nama Hesti dan Ida, sedangkan "ko" dibelakang diambil dari nama suaminya, Satmoko.

Hesti kemudian bergabung ke komunitas UMKM Tangsel dan mendapat pengetahuan untuk mengurus izin industri rumah tangga dan kini sudah memiliki PIRT dengan nomor 510367401012023, serta mengurus sertifikat halal dari MUI dan terdaftar dengan Sertifikat Halal nomor 17110043241018.

Melalui Komunitas Tangsel Berkibar, Hesti banyak mendapatkan pelatihan dari dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi. Diajarkan cara mendaftarkan merek dan kini sudah memiliki NIB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun