Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kota Lama, Oase Baru Semarang

26 Agustus 2019   08:52 Diperbarui: 26 Agustus 2019   09:11 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spiegel (sumber: www.robyntomabeni.com)

Kota Lama kota Semarang saat saya masih kecil merupakan kawasan kumuh, dengan bangunan tua tegar tapi tak terurus. Tempat tinggal para begal dan penodong, sehingga para pengunjung kota Semarang, harus menunggu matahari bergeser ke atas, bila turun di stasiun Tawang, daripada nekad menuju hotel atau rumah keluarga, kena todong di sekitar Kota Lama. Para penodong dengan mudah melarikan diri dan bersembunyi di antara bangunan tua.

Revitalisasi

Dulu orang berkunjung ke Semarang dengan tujuan utama wisata kuliner, karena di Semarang banyak kuliner enak dengan harga murah. Sebut saja Sego Ayam, Lunpia, Wingko Babat, Moci, Bistik Kambing, Soto Ayam, Mie Jowo, Nasi Langgi, Lontong Cap Go Me, Tahu Pong Gimbal Urang, Tahu Petis,  dan aneka kuliner lainnya yang membuat Anda harus mengatur diet sepulangnya dari berlibur di kota Semarang.

Kini, seiring dengan selesainya program revitalisasi Kota Lama, Kota Lama didaulat menjadi magnet wisata baru yang tidak boleh dilewati pada saat berlibut ke ibukota provinsi Jawa Tengah ini.

Malam hari kesan seram sudah sirna, tergantikan oleh terangnya cahaya lampu taman. Gedung-gedung lama banyak yang disulap menjadi cafe, restoran dan rumah makan modern. Contohnya, Spiegel Bar & Resto yang menjajakan gabungan kuliner nusantara, Asia dan Western.

Interior Spiegel (dokpri)
Interior Spiegel (dokpri)

Gereja Blenduk, Gedung Marba, Taman Srigunting, Stasiun Tawang, Jembatan Berok, Kantor Pos Utama dan sejumlah bangunan utama yang dibangun abad 17 dan sekarang termasuk bangunan sejarah (heritage) yang dilindungi menjadi area berswafoto.

Karena di depannya sudah tersedia trotoar yang cukup lebar, sehingga melindungi para pengunjung dari bahaya tertabrak kendaraan yang lalu lalang.

Program revitalisasi Kota Lama tidak tanggung-tanggung dalam membenahi Kota Lama. Kawasan yang dulu terkenal langganan banjir karena rob akibat air laut sudah dapat diatasi dengan mengatur sistem drainase dan kolam retensi. 

Juga seluruh bangunan tua yang tak terurus pelan tapi pasti mulai terkelola oleh pemilik bangunan maupun para investor baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun