Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Jalan-jalan di Jakarta Utara, dari Pasar Ular hingga Makam Mbah Priok

13 Maret 2019   17:07 Diperbarui: 14 Maret 2019   15:57 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Ular Plumpang (sumber: Wisata Kreatif Jakarta)

Salah satu warteg yang dimasuki saat itu adalah Warung Nabila yang menyediakan sup iga sapi. Cara penyajiannya sederhana, tetapi bersih dan cepat. Semangkok sup iga sapi berupa tiga potong iga sapi bersama sayur kol dan daun bawang serta kuah yang sedap, langsung mengundang selera. Harganya tentu murmer, harga warteg, hanya 23 ribu Rupiah.

Sehabis puas menghabiskan semangkok sup iga sapi, rombongan melanjutkan perjalanan mengunjungi dua bangunan keagamaan yang letaknya berdampingan, hanya dibatasi oleh sebidang tembok saja, yang menunjukkan betapa besarnya kerukunan umat beragama di Indonesia. Kedua bangunan itu adalah masjid Al Muqarrabin dan Gereja Mahanaim.

Gereja Mahanaim didirikan tahun 1957, disusul Masjid Al Muqarrabien setahun sesudahnya atas permintaan karyawan dinas perhubungan laut dan para pelaut yang kapalnya sedang singgah. Nama masjid ini diberikan oleh sastrawan kondang Indonesia, Hamka. Seperti halnya Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal yang selalu saling berbagi lokasi parkir di halaman masing-masing bangunan keagamaan, disini juga terjadi hal serupa.

Dari halaman Masjid Al Muqarrabin dan Gereja Mahanaim, rombongan dapat menyaksikan kemegahan pelabuhan bebas Tanjung Priok. Berjalan kaki sekitar 10 menit, tibalah rombongan di Museum Maritim Indonesia yang diresmikan 7 Desember 2018.

Pelabuhan Tanjung Priok dari atap Museum Maritim Indonesia (sumber: Wisata Kreatif Jakarta)
Pelabuhan Tanjung Priok dari atap Museum Maritim Indonesia (sumber: Wisata Kreatif Jakarta)
Indonesia sebagai negara yang memiliki lautan sebesar dua per tiga total luasan negara sudah sepatutnya bila memiliki Museum Maritim yang megah. Museum ini dilengkapi dengan replika kapal, diorama dan audio visual yang canggih serta ruang simulasi kapal. 

Museum ini menunjukkan sejarah kemaritiman sejak dikuasai pemerintah Hindia Belanda hingga masa setelah kemerdekaan Indonesia. Hingga saat ini tiket masuk masih digratiskan, buka dari hari Selasa-Minggu, khusus hari Senin tutup guna pemeliharaan, dari jam 9.00-16.00 WIB, khusus akhir pekan waktu kunjungan diperpanjang satu jam lebih lama.

Tour Jalan Kaki di kawasan pelabuhan bebas Tanjung Priok diakhiri dengan mengunjungi Makam Kramat Mbah Priok yang selalu fenomenal. Makam Kramat ini ditengarai menjadi asal muasal nama Pelabuhan bebas Tanjung Priok.

Makam Keramat Mbah Priok (sumber: www.mediaindonesia.com)
Makam Keramat Mbah Priok (sumber: www.mediaindonesia.com)
Jadi, siapa bilang tak ada hal yang patut dikunjungi di Jakarta Utara. Yuk sekali-kali jalan kaki blusukan mengitari bagian-bagian ibu kota negara tercinta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun