Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Catatan dari Jepang, Mengenal Budaya Berendam

14 Juli 2018   14:01 Diperbarui: 14 Juli 2018   14:14 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Onsen (sumber: www.airfrov.com)

Mandi adalah sebuah ritual yang lazim dilakukan setiap manusia untuk membersihkan diri. Di Indonesia pada umumnya orang mandi dengan menggunakan gayung untuk mengambil air lalu menyiramkan ke tubuhnya. Untuk upaya menghemat air, sekarang sudah banyak yang memasang shower di kamar mandinya. Hanya orang-orang kaya di Indonesia yang memiliki bath-tub atau Jacuzzi untuk mandi sambal berendam.

Di Jepang ada sebuah desa yang sangat terkenal yakni Noboribetsu karena dianggap sebagai desa onsen. Onsen adalah cara mandi sambal berendam, dengan berendam, orang Jepang dapat menghangatkan diri selama musim dingin dan mendinginkan tubuh selama musim panas. Noboribetsu sendiri terletak di sebelah Tenggara kota Sapporo, terkenal karena letaknya di pegunungan yang indah.

Berendam juga dianggap sangat baik bagi kesehatan maupun kulit. Untuk mendukung budaya tersebut, Pemeritah Jepang mendukung kebutuhan warganya dengan membangun fasilitas berendam seperti onsen (pemandian air panas) dan sento (pemandian umum).

Banyaknya pemandian air panas, juga didukung oleh banyaknya gunung vulkanik di Jepang yang memasok air panas ke lebih dari 20.000 onsen di seluruh Jepang. Terdapat 5 area onsen lain yang terkenal di Jepang selain Noboribetsu, yaitu Hakone (sekitar dua jam dari Tokyo), Kinugawa (daerah Nikko), Beppu (Jepang Selatan), Wakura, dan Dogo. Selain onsen, di sana terdapat banyak fasilitas penginapan gaya Jepang yang biasanya memiliki fasilitas onsen personal. Hal ini disediakan karena ada turis yang enggan mandi berendam bersama-sama seperti layaknya orang Jepang.

Tradisi mandi berendam bersama yang khas Jepang, adalah berendam bersama di kolam onsen dalam kondisi polos. Walau semuanya telanjang bulat, tidak terjadi pelecehan antara pengunjung onsen. Konon budaya mandi berendam bersama di kolam onsen dipercaya dapat memperpanjang usia. Mau buktinya ? Terbukti 25% orang Jepang berusia lebih dari 65 tahun. Boleh percaya boleh tidak.

Desa Kuno dan Taman Beruang

Sebelum ke onsen, Anda perlu mengunjungi Date Jidaimura, sebuah taman tematik yang menggambarkan sebuah desa kuno di Jepang era kerajaan Edo (1603 - 1868) yang damai, setelah dilanda beberapa peperangan sebelumnya. Pada jaman Edo-lah kebudayaan Jepang mulai tumbuh dan berkembang. Kesejahteraan warga Jepang juga meningkat pesat pada jaman itu. Kestabilan politik memang adalah prasyarat bagi tumbuh kembangnya masyarakat yang beradab.

Desa kuno (sumber: www.primer.com.ph)
Desa kuno (sumber: www.primer.com.ph)
Selanjutnya Anda dapat mengunjungi Taman Beruang (Bear Park), taman beruang yang sangat spektakuler. Disana hidup dan dipelihara lebih dari 80 ekor beruang besar dan kecil yang hidup dalam karantina. Sangat menyenangkan melihat beruang mampu melambai-lambaikan tangan untuk meminta makanan yang dilemparkan oleh pengunjung. Badan beruang disana besar dan sehat, bertolak belakang dengan kondisi satwa di beberapa kebun binatang di Indonesia.

Senjata utama beruang adalah kuku-kuku tangannya untuk menjatuhkan lawan dari atas ke bawah. Mungkin hal ini yang menyebabkan muncul istilah bearish untuk penurunan indeks di pasar modal, karena dari atas ke bawah. Sedangkan untuk kondisi naik menggunakan istilah bullish. Bull itu banteng yang senjata utamanya adalah tanduk, dan arah menanduk selalu dari bawah ke atas.

Tukar Uang

Meski Jepang adalah negara maju dengan fasilitasnya yang serba wah, seperti kereta api cepat Shinkansen. Namun Anda harus waspada dalam persiapan uang tunai, karena di daerah tujuan wisata di Jepang sangat sulit  mencari money changer atau tempat penukaran valuta asing. Yang tersedia adalah tempat penukaran uang berupa vending machine yang kurs nya sangat tidak menguntungkan. Mirip dengan saat Anda ingin membeli minuman melalui fasilitas vending machine yang selalu lebih mahal harganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun