Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Akhir Sebuah Penantian Panjang dalam "Eiffel I'm In Love 2"

18 Februari 2018   20:29 Diperbarui: 18 Februari 2018   20:31 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film (sumber: Soraya Intercine Films)

Tahun 2003, film bergenre drama remaja yang penuh humor meledak di pasaran, judulnya pasti Anda masih ingat "Eiffel I'm In Love". Film ini menceritakan dua pelajar sekolah menengah yang pacaran dan akhirnya bertunangan karena tokoh pria, Adit (diperankan oleh Samuel Rizal) harus mengikuti orang tuanya ke Paris untuk mengurusi sebuah  rumah makan Indonesia, yang dimiliki ke dua orang tua remaja tersebut. Film ini mengadaptasi novel dengan judul yang sama, karya Rahmania Arunita dan mampu memenangkan The Mostst Favorite pada 2004 MTV Indonesia Movie Awards.

Lima belas tahun kemudian, sekuel film "Eiffel I'm In Love" berhasil diselesaikan, kisahnyapun menceritakan kejadian lima belas tahun paska ke dua remaja ini melakukan hubungan jarah jauh (Long Distance Relationship). Ke dua orang tua Adit sudah meninggal dunia, sehingga rumah makan Indonesia terpaksa ditutup, sedangkan Adit kini sudah bekerja dan menabung guna mempersiapkan masa depannya. Karena hutang beaya rumah sakit dan hutang rumah makan yang harus dibayar, Adit terpaksa harus merelakan untuk menjual rumahnya di Paris.

Sementara Tita (diperankan oleh Shandy Aulia) yang sekarang sudah praktek sebagai dokter hewan di Jakarta, masih menunggu dengan penuh harap, saat-saat Adit akan melamarnya, sebuah penantian panjang yang tak kunjung datang. Di Jakarta Tita memiliki seorang sahabat pria, Adam yang ternyata sudah lama jatuh hati kepadanya.  Perhatian Adam terhadap Tita, selalu menjadi pemantik pertengkaran antara Tita dan Adit.

 Suatu saat orang tua Tita menyanggupi untuk mengurusi rumah makan Indonesia di Paris, sehingga keluarga harus pindah sementara ke Paris. Tita antara senang dan sedih, terpaksa harus meninggalkan prakteknya sebagai dokter hewan di Jakarta, guna menemui belahan jiwanya di Paris. Padahal hubungan jarah jauh keduanya penuh dengan pertengkaran, dan dengan kedekatan jarak, Tita berharap pertengkaran dapat diakhiri dan Tita berharap Adit mau segera melamarnya, sehingga Tita dapat menyusul ke dua sahabatnya Uni dan Nanda yang sudah mendahului menikah.

Bandara Charles de Gaulle terasa sepi, karena Adit ternyata gagal menjemput Tita, dan hanya mengirimkan sopirnya. Kekesalan agak berkurang, karena ternyata Adit menyiapkan sambutan yang istimewa di kamar Tita, yang dipenuhi dengan boneka hewan. Menunggu kepulangan Adit, Tita bertambah kesal, karena melihat Adit diantarkan teman perempuannya, Celine, seorang gadis Perancis. Kecemburuan Tita memuncak, dan terjadilah pertengkaran lagi.

Pertengkaran agak mereda ketika sang bunda (diperankan oleh Hilda Arifin), memberitahukan bahwa ada kado ulang tahun spesial dari Adit di kamarnya. Tita segera mencari kado tersebut, sebuah gaun malam yang sangat cantik.

Sore harinya ke duanya makan malam, Adit memberikan kejutan dengan mengajak Tita ke tempat awal mereka bertemu di sebuah rumah makan siap saji waralaba global. Kejutan ini membuat Tita kecewa, karena Tita mengharapkan semua candle light dinner yang khusus di Paris yang romantis. Apalagi Tita sudah temimpi-mimpi bahwa Adit akan melamarnya pada malam itu.

Kekecewaan Tita makin memuncak ketika Adit menyatakan belum siap untuk melamarnya, dan Tita dengan emosi memutuskan hubungan keduanya. Meski sudah memutuskan hubungan, Tita sangat menyesali keputusannya dan selalu bersedih. 

Guna mengurangi kesedihan Tita, Uni mengajak Tita untuk mencari Adit. Dalam pencariannya, keduanya berhasil menemukan Adit sedang menuju ke sebuah rumah makan, dan ternyata sedang menemui Celine. Kembali kecemburuan Tita memuncak, saat melihat Adit sedang memegang tangan Celine.

Bagaimana akhir hubungan Tita dan Adit ? Siapa yang akan melamar Tita lebih dulu, Adam atau Adit ? Menara Eiffel dan keromantisan kota Paris yang ditangkap dengan jeli oleh pemegang kamera, sangat memanjakan mata penonton. Selain mengajak penonton berpiknik sejenak ke kota Paris, penonton juga disuguhi aneka banyolan seperti halnya pada film pertama, meski di sana-sini dipenuhi dengan drama kesedihan, karena putusnya hubungan asmara dua insan yang telah membina hubungan selama 15 tahun.

Kekurangan pada film ini justru pada penyuntingan latar belakang musik, padahal musik yang digarap dengan apik oleh Melly Guslaw ini harusnya dapat ditampilkan prima, dan tidak tersendat-sendat atau loncat-loncat. Namun secara keseluruhan film yang disutradarai oleh Rizal Mantovani ini tetap enak untuk ditonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun