Mohon tunggu...
Sutarno Drs
Sutarno Drs Mohon Tunggu... Guru - Arsitek Jiwa

Mengajar dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Alam untuk Masa Depan

18 Januari 2022   10:31 Diperbarui: 18 Januari 2022   10:50 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Merdeka.com

Judul : Alam untuk masa depan 

Oleh : Sutarno

Bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang pandai bersyukur untuk setiap nikmat. Sebuah ungkapan yang membuka kesadaran pentingnya bersyukur atas bumi yang kita tempati. 

Apalagi negeri Indonesia, bumi Nusantara dengan segala kekayaan alamnya yang melimpah dan beraneka ragam. Kekayaan yang berselimutkan keindahan.  

Dunia mengaguminya, bagaimana dengan respons kita? Ini sebuah tanggung jawab besar maka diperlukan langkah besar. Mengapa? Karena pada saat yang sama dituntut tanggungjawab dan komitmen yang tinggi dari masyarakat maupun pemerintah. Ini sebuah amanah yang harus dikerjakan bersama-sama baik masyarakat maupun pemerintah. Siapapun kita, apapun profesi dan jabatan kita.

 Tidak bisa disangkal bahwa bangsa Indonesia diberi Tuhan kekayaan alam hayati yang melimpah ruah. Di daratan kita menyaksikan hutan yang luas, kehidupan flora dan fauna yang beraneka, tanah yang sangat subur untuk pertanian dan perkebunan, belum lagi kandungan alam yang melimpah. 

Di lautan tak  terhitung jumlah spesies yang hidup, belum lagi ikan yang sangat banyak. Jangan heran jika Indonesia menjadi pusat perhatian dunia.  Jadi teringat lirik lagunya Koes Plus yang berkata. "Tanah kita tanah sorga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman". Kesuburan berpadu dengan keindahan yang tak terbantahkan.  Sungguh sumber daya alam yang membanggakan.

Ini sebuah kekayaan alam yang sangat benilai. Sebuah negeri yang sangat diberkati. Seharusnya Indonesia sangat kaya.  Akan tetapi dalam perjalanannya, kerusakan, pencemaran , bahkan kepunahan sudah di depan mata. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Manusia bukan lagi sahabat alam tetapi pemangsa alam. Manusia lupa akan tanggung jawabnya untuk mengelola sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Apakah akan kita biarkan? lalu apa kata dunia? bahkan apa kata anak cucu  kita nanti ?

 Kita boleh bangga, Indonesia punya hutan terluas ketiga di dunia. Kita boleh bangga dengan keanekaragaman tumbuhan dan hewan yang ada. Tapi apalah artinya, jika pada saat yang sama kita menyaksikan masih adanya eksploitasi  sumber daya alam hayati sehingga ekosistemnya menjadi  terganggu karenanya. Semuanya demi apa? Pembangunan dan pembangunan. 

Apakah ada yang salah dengan pembangunan? Tentu tidak, selama pembangunan dilakukan dengan sebuah visi tidak mengganggu apalagi merusak lingkungan alam. Perlu kehati-hatian dan inovasi yang mencerdaskan dan membahagiakan. Mengapa?

 Inovasi pembangunan memang harus dilakukan, tetapi apalah artinya inovasi tanpa hati nurani ? semua jatuhnya pada eksploitasi ! Mari merenung, mari bertanya, di posisi mana kita berada ? sebuah pepatah lama berkata, "kebaikan yang kita lakukan hari ini adalah investasi bagi masa depan. Karena alam untuk kehidupan, alam untuk masa depan.

 Potensi tidak selamanya berbanding lurus dengan Prestasi. Potensi itu bicara seberapa banyak kita punya, tapi Prestasi bicara seberapa hebat kita mampu mengelolanya. Diperlukan langkah cerdas dan strategis untuk mengelola potensi sumber daya alam hayati. Pada saat yang sama diperlukan kesungguhan untuk menghentikan laju kerusakan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. 

Dalam hal ini, Pemerintah perlu hadir dengan Undang-Undang  yang mengatur tata kelola konservasi dengan menciptakan sebanyak-banyaknya kawasan konservasi yang berbasis pembangunan yang berkelanjutan, bernilai edukasi dan ekonomi.

 Keterlibatan pemerintah daerah dalam  membangun dan menjaga kawasan konservasi sangat diperlukan.  Kenapa ? Karena pemerintah daerah memiliki kedekatan secara kewilayahan dan psikologis dengan masyarakat sekitar. 

Juga kesungguhan Lembaga Swadaya Masyarakat  untuk mengritisi dan mengedukasi masyarakat. Dan masyarakat sendiri diajak secara aktif menjaga dan mengawal  kelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya.sebuah orkestrasi yang luar biasa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tercinta.

 Dengan komunikasi yang terbangun antara pemerintah, masyarakat sekitar dan pemangku adat diharapkan akan tercipta sinergi tanpa batas. Saling menjaga, mengingatkan, dan menguntungkan. 

Pada akhirnya masyarakat akan menikmati kesejahteran dari lingkungan alam yang terjaga. Seperti sumber air menjadi terjaga, bersih. Polusi udara terminimalisir, bencana alam terhindarkan dan lain sebagainya.

Pemerintah juga berhasil menjaga kelestarian lingkungan alam beserta ekosistemnya akan mendapat keuntungan darinya. Seperti membuka daerah wisata, membuat daerah cagar alam, melakukan budi daya, mengolah maupun mengekspor kekayan alam dan sebagainya.

Sumber alam juga tidak cepat habis karena dikelola dengan tepat. Dan alam akan meresponsnya dengan memberikan kesegaran bahkan kehidupan bagi semua makluk di dunia. Alam akan menjalankan fungsinya yaitu memberi kehidupan. Sudah seharusnya alam terpelihara dan hadir untuk masa depan yang lebih baik. Sanggupkah?

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun