Mohon tunggu...
Sutanto Wijaya
Sutanto Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Certified Professional Coach (CPC), Freelance Writer

Certified Professional Coach (CPC), Freelance Writer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

No Money No Plan?

3 Agustus 2020   17:01 Diperbarui: 3 Agustus 2020   16:56 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by: pixabay.com/users/nattanan23-6312362

"If you don't like how things are, change it! You're not a tree."-Jim Rohn

Beberapa waktu yang lalu saya melihat sebuah cuitan di Twitter yang bilang bahwa perencanaan keuangan hanya masuk akal kalau kita punya uang. Kalau tidak punya uang, apa yang mau direncanakan?

Sekilas terdengar logis. Tapi kalau dianalisa secara lebih mendalam, kondisi tidak punya uang justru adalah pertanda bahwa kita butuh perencanaan keuangan. Atau perencanaan keuangan kita kurang efektif.

Mengapa seseorang bisa tidak punya uang? Bisa ada beberapa kemungkinan. Kalau karena tidak ada sumber penghasilan, ya sudah jelas harus mencari sumber penghasilan terlebih dahulu. Kalau punya sumber penghasilan tetapi tidak pernah ada sisanya, mungkin tidak disiplin menyisihkan untuk ditabung dan diinvestasikan.

Lebih parah lagi kalau misalnya lebih besar pasak daripada tiang. Jadi bukan sekedar gali lubang tutup lubang, tapi lubang yang digali lebih besar dari kemampuan untuk menutup lubang. Bukan sekedar pas-pasan, tapi minus!

Apapun alasannya, kita perlu sadar bahwa kondisi tidak punya uang itu bukan takdir yang tidak bisa diubah. Langkah pertama adalah evaluasi diri dulu, mengapa saya tidak punya uang? Tapi kuncinya harus jujur terhadap diri sendiri dan ambil tanggung jawab. Kalau Anda hanya menyalahkan orang lain, Anda akan punya sejuta alasan untuk tidak menerapkan perencanaan keuangan secara disiplin. Dan kalau sudah begitu, Anda kemungkinan tidak akan bisa keluar dari masalah keuangan.

Semua alasan Anda bisa saja valid, tapi itu tidak berarti bisa dijadikan pembenaran dan tidak ada yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi keuangan Anda. Pertanyaan saya, Anda mau merasa benar atau mau keluar dari jerat masalah keuangan?

Jadi sekali lagi, coba evaluasi kondisi keuangan Anda secara mendetil. Sumber penghasilan Anda dipakai buat apa saja? Buat daftar semua pengeluaran Anda. Setelah semua sumber pengeluaran diketahui, coba analisa baik-baik. Apakah semuanya masuk dalam kategori kebutuhan pokok yang sangat penting dan harus jadi prioritas? Atau ada yang sebenarnya tidak wajib dan tidak benar-benar penting alias masuk kategori keinginan dan bukan kebutuhan?

Kalau sumber penghasilan Anda kecil, pilihannya adalah mencari cara untuk meningkatkan jumlah penghasilan atau menekan sumber pengeluaran. Kalau gaya hidup Anda sudah sangat sederhana tapi masih saja tidak punya uang, mungkin Anda perlu mencari sumber penghasilan tambahan atau mencari jenis pekerjaan baru yang lebih menghasilkan.

Perlu diingat, setelah Anda berhasil meningkatkan jumlah penghasilan, tidak serta merta gaya hidup Anda juga ditingkatkan. Karena kalau begitu caranya, bisa jadi Anda kembali terjerat kondisi keuangan yang pas-pasan atau malah minus. Pertahankan gaya hidup dimana akan selalu ada uang yang bisa Anda tabung dan investasikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun