Kalau bisa menghindari naik Patas 07 (Pulogadung - Kalideres) itu lebih baik, namun kalau tidak bisa maka saran guetuye mending hati-hati.
Kejadian ini guetuye alami saat pulang dari PMI DKI Jakarta dan menumpang bus dari depan Bioskop paling murah di dunia (cuma Rp.5.000) Mulia Agung Theater tepat di depan halte busway supersibuk Senen. Penumpang tidak terlalu penuh, namun mulai agak mencurigakan sejak masuk beberapa laki-laki dengan perawakan gempal dan berambut agak pendek.
Menjelang lewat Duta Merlin, kecurigaan penulis mulai tampak. Yaitu ketika mulai terjadi perselisihan yang cukup gaduh.
"HP-ku! H-ku!" Teriak suara perempuan menjelang sampai di Roxy. Kontan guetuye hilang rasa kantuknya dan mulai berjaga-jaga. Maklum dalam tas ada Macbook Pro seharga 1 unit sepeda motor dan ada 9 unit HP di kantong dan dalam tas.
Mendekati Terminal Grogol, begitu guetuye beranjak dari bangku ke tengah (karena di belakang segerombolan copet sudah menutup jalan pintu keluar), tiba-tiba orang di belakang dengan cepat membututi ingin memepet.
Dengan cepat guetuye duduk kembali di barisan agak depan. Eh, si gendut bantet cepak mengumpat," Ini orang mau turun apa nggak sih? Bolak-balik saja pikirannya?" Matanya menatap tajam pada guetuye.
Ahai, belagu amat lutuye, pikir guetuye.
Benar saja, menjelang lampu merah, guetuye sudah "dikunci" oleh si codet (jidatnya) dan beranting satu di telinga kirinya.
"Numpang dung, guetuye mau turun neh!" Guetuye permisi dengan sopan."
"Eh, lutuye mau turun, turun aja!" Tanpa sopan lelaki di pintu menutup jalan. "Lewat aja tuh! Gue tusuk lu!" Gertak lelaki itu kepada guetuye.
"Astagfirullah!" gumam guetuye dengan keras."Luetuye berani nusuk guetuye, gue pecahin kepala lu di aspal!" Bentak guetuye tak kalah gertak.