Tulisan Hilda Hammer memang selalu menarik untuk dibaca serius. Sehingga bila ada yang mau marah serius pun juga bisa membaca rilis yang dilontarkannya. Awal pendalaman SP terhadap rilis Hilda adalah saat ia menulis soal Sastra Instant yang sontak menuai kritik dari kompasianer yang tersinggung. Ahai, biasa sajalah!
Kali ini ia menulis tentang Tulisannya Bagus Banget, tapi Komentarnya kok Kayak Gini ya?
Memang sebaiknya memberikan komentar itu lebih mendalam, sehingga pembaca hendaknya membaca seluruh tulisan lebih dahulu baru memberikan komentar dan rating/penilaian (Aktual,Inspiratif, Bermanfaat, Menarik) agar:
1. Ada interaksi yang sehat antara pembaca dan penulisnya.
2. Saling membangun di antara pembaca dan penulisnya.
3. Mampu memberikan kritik dan saran demi perbaikan mutu tulisan
4. Terjalin silaturrahim yang memperkuat kepedulian sosial yang lebih luas.
5. Meningkatkan mutu tulisan dari pembaca dan penulis
Bila tidak dilakukan semua langkah di atas, maka pembaca/pemberi komentar tersebut umumnya dapat digolongkan menjadi:
1.Pembaca dan komentator basa-basi/pembaca cepat/pembaca irit
2.Pembaca dan komentator narsis/egois/kurang bersosial interaksi
3.Pembaca dan komentator yang lupa memberikan rating, padahal komentarnya kritis dan mendalam (seperti yang ditunjukkan oleh Hilda, Black Horse, dll)
4.Pembaca dan komentator yang akan menulis rating MEMBOSANKAN, BASI, BURUK,PROVOKATIF(sudah dihapus oleh Admin agar tidak mematahkan semangat menulis dan tidak menimbulkan "tawuran" kata di situs)
5.Pembaca yang bukan anggota kompasiana(pembaca luar) yang sedang searching informasi dan terhubung pada item di kompasiana.