Mohon tunggu...
Sutan Malin Sati
Sutan Malin Sati Mohon Tunggu... Seniman - tukang saluang hobi barandai

Tukang Saluang

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

"Kalah" Debat Dari Paslon Demokrat, Rahmad "Jual Diri" Sebagai Tukang Tulis Pidato SBY?

5 Desember 2020   00:26 Diperbarui: 5 Desember 2020   00:32 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muhammad Rahmad, Sumber: Republika

Politik itu menarik. Ibarat mendaki gunung, kita bisa mengetahui personality seseorang ketika dirinya ikut menjajal terjalnya tangga kekuasaan. Khususnya ketika seseorang tersebut ikut berlaga di kontestasi panggung politik.

Banyak ragam karakter manusia yang terpampang saat 'nanjak'. Ada yang memang memegang komitmen dari awal pendakian hingga ke puncak untuk tetap bersama-sama, baik itu susah atau pun itu bahagia. Ada juga yang kerjanya hanya 'merengek-rengek' dan menggerutu, salahkan ini dan itu. Selain itu, ada juga jenis manusia yang sok tau medan dan menjual masa lalu kalau dia adalah pecinta alam sejati.

Terlepas dari berbagai karakter diri tersebut, ketika mereka 'nanjak', mereka tetap disebut pendaki. Tak ada klasifikasi pendaki tanggguh, pendaki bawel, atau pun pendaki omdo (omong kosong). Hal yang sama juga berlaku dalam dunia politik. Setiap yang nyemplung dalam dunia politik disebut sebagai politisi.

Dalam tahun-tahun politik, adalah fenomena umum ketika para politisi berlomba-lomba turun ke lapangan guna mendengarkan keluhan rakyat. Ada yang benar-benar tulus memperjuangkan harapan rakyat, ada juga yang sekedar mendulang suara rakyat. Bahkan ada juga politisi yang menunjukkan perhatian dengan memberikan sembako sambil tersenyum dan berbisik memohon dukungan.

Oleh karena itu, hal terpenting dalam membaca siapa yang patut dijadikan panutan (pemimpin) dalam kontestasi politik selain personality adalah visi dan gagasan yang ditawarkan. Karena dua hal ini bisa ditagih dan dimintai pertanggungjawabannya.

Darman Sahladi-Maskar Kuasai Debat Publik Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati 50 Kota

Debat publik Pilkada Serentak 2020 calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten 50 Kota diselenggarakan pada Rabu (18/11). Empat paslon Bupati dan Wakil Bupati; Muhammad Rahmad-Asyirwan Yunus (nomor urut 1), Darman Sahladi-Maskar M Datuak Pobo (nomor urut 2), Safarudin Datuak Bandaro Rajo-M Rizki Kurniawan Nakasri (nomor urut 3), dan Ferizal Ridwan-Nurkhalis dengan nomor urut 4, menyampaikan visi-misi untuk 50 Kota  ke depan.

Dari debat yang menampilkan kwalitas dan performa masing-masing paslon tersebut, terlihat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 2, Darman Sahladi-Maskar tampil paling bagus dan sempurna. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada paslon ini 'dilahap' semuanya, dijawab dengan lugas, berbobot, dan tegas. Saat memberikan pertanyaan kepada paslon lain pun, paslon yang diusung Demokrat-PAN-Nasdem ini juga terlihat santun.

Dari empat paslon yang berlaga untuk Pilkada Kabupaten 50 Kota, terlihat Darman Sahladi-Maskar dalam menyampaikan visi-misi sangat menguasai apa yang diucapkannya. Tidak terlihat tegang dari air muka mereka berdua. Hal ini berbeda jauh dari kandidat lainnya. Ketenangan Darman Sahladi-Maskar ini bisa jadi buah dari kematangan pengalaman, karakter kepemimpinan, atau ketulusan memperjuangkan harapan rakyat.

Tak dapat dipungkiri, dengan ketenangan yang dimiliki paslon Darman Sahladi-Maskar membuat paslon lainnya kecele. Misalnya, saat Darman melontarkan pertanyaan kepada Muhammad Rahmad terkait kiat paslon nomor 1 untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Menurut Rahmad, salah satu cara meningkatkan PAD yakni dengan memanfaatkan lahan tidur untuk bercocok tanam, seperti bertanam jagung.

Jawaban Rahmad ini disanggah dengan santun oleh Darman Sahladi. Karena menurut Darman, pemanfaatan lahan tidur dengan bercocok tanam tidak ada kaitannya dengan PAD. Darman menjelaskan PAD bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan pendapatan lain-lain asli daerah yang sah.

Rahmad "Jual Diri" Sebagai Penulis Naskah Pidato SBY?

Tiga hari sebelum dilangsungkannya debat calon Bupati-Wakil Bupati 50 Kota, pada 15 November 2020, Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei Pilkada Kabupaten 50 Kota. hasilnya, paslon calon bupati dan wakil bupati Darman Sahladi-Maskar unggul dari tiga paslon lainnya. Paslon Darman Sahladi-Maskar mengantongi dukungan sebesar 33,5 persen.

Sementara itu, secara berturut-turut posisi selanjutnya ditempati paslon Muhammad Rahmad-Asyirwan Yunus dengan angka 23,6 persen, Safaruddin-Rizki Kurniawan Naksri dengan angka 21,9 persen, dan juru kunci diduduki Ferizal Ridwan-Nurkhalis dengan persentase sebesar 13,6 persen.

Banyak pihak yang berpendapat; pasca dilangsungkannya debat publik calon Bupati-Wakil Bupati 50 Kota, 18 November 2020, elektabilitas Darman Sahladi-Maskar semakin melejit. Ditambah kedatangan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke ranah Minang untuk memanaskan mesin partai, dianggap sebagai recharging, energi baru bagi kader partai untuk memenangkan Pilkada di Sumatera Barat secara umum. Selain itu, tak dapat dipungkiri, kedatangan putra sulung Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini juga menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat Sumatera Barat.

Melejitnya paslon Darman Sahladi-Maskar di Pilbup 50 Kota, ditambah energi baru dan bergeraknya seluruh mesin Partai Demokrat pasca kedatang AHY, belakangan muncul cerita-cerita bahwa calon Bupati Muhammad Rahmad pernah menjadi penulis naskah pidato Presiden RI ke-6, SBY. Pendomplengan nama besar SBY untuk mendongkrak elektoral ini dibantah oleh staff pribadi SBY, Ossy Dermawan. Menurut Ossy, SBY tidak memiliki seorang penulis pidato (speechwriter) bernama Muhammad Rahmad.

"Mungkin, yang dimaksud oleh yang bersangkutan bukan sebagai speechwriter melainkan pemberi masukan dalam kapasitasnya sebagai staf. Namun, bukan berarti Muhammad Rahmad adalah speechwriter Pak SBY," ungkap Ossy seperti dikutip dari Rubrik Indonesia.

Terlepas dari upaya "jual diri" dengan mendompleng nama besar SBY, hal ini membuktikan nama besar Partai Demokrat masih dicintai masyarakat Sumatera Barat pada umumnya, Kabupaten 50 Kota khususnya. Selain itu, yang perlu dicatat oleh paslon yang bertarung di Pilbup 50 Kota yakni pada tahun 2009 daerah yang berbatasan dengan Riau ini merupakan 1 dari 10 kota di Sumatera Barat yang menjadi basis kemenangan Partai Demokrat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun