Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis artikel Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik di berbagai media. Sudah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sulalatus Salatin: Lahirnya Sang Nila Utama

3 April 2023   04:00 Diperbarui: 3 April 2023   06:20 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kelahiran Sang Nila Utama // Dok. Sutanadil Institute

SULALATUS SALATIN : LAHIRNYA SANG NILA UTAMA

Bag. 2/3

Oleh : HG Sutan Adil

Sekembalinya ke Palembang, Damang Lebar Daun memerintahkan pembangunan pemandian yang sangat bagus, dan arsiteknya adalah Bat'h tersebut. Pemandian ini bernama Pancha Presadha, dan memiliki tujuh lantai, dan diakhiri dengan lima menara di atapnya. Sebuah festival umum kemudian diadakan selama empat puluh hari empat puluh malam, yang dihadiri oleh semua raja rendahan, mantri, seda sidas, atau kasim, bantara, juara, dan rakyat jelata pada umumnya.

Ada permainan dan musik pada semua jenis instrumen yang pernah terdengar, dan pembantaian kerbau, kambing, kambing, dan domba. Tumpukan nasi yang setengah gosong dibuang, tergeletak seperti bukit-bukit, dan sisa-sisa buih kaldu nasi berdiri di lautan kecil; dan di dalamnya mengambang kepala kerbau dan kambing seperti banyak pulau.  

Setelah selesainya empat puluh hari empat puluh malam, air mandi dimasukkan, dengan segala jenis musik dan kumpulan orang yang sangat banyak, ke dalam bak mandi, dihiasi dengan emas dan permata; dan suami dan istri, dengan kerumunan besar, tujuh kali mengelilingi rumah pemandian, kemudian mandi di tingkat tertinggi, dan Bat'h adalah orang yang meresmikan pemandian tersebut.

Setelah mandi, mereka berganti pakaian, dan Sangsapurba mengenakan pakaian, derapata deremani, dan ratu yang disebut burudaimani, setelah itu mereka masuk dalam tugas kepemerintahan, dan menaiki singgasana emas otoritas, dan genderang negara dipentaskan.  

Dia sekarang dilantik sebagai pemimpin negara, dan semua mantri dan juara datang untuk memberikan penghormatan kepadanya, dan dia berpesta dengan mereka di negara; dan pangeran dan putri makan bersama mereka, dan Bat'h memasukkan Panchawa Panchara, di kuil pasangan kerajaan. Sangsapurba kemudian mengambil alih kedaulatan Palembang dan Fajar Damang Lebar diangkat menjadi mangku bumi.   

Ilustrasi Dusun Pinggiran Sungai // Dok. Sutanadil Institute
Ilustrasi Dusun Pinggiran Sungai // Dok. Sutanadil Institute

Pada suatu hari, sungai Palembang dilewati lonceng busa dengan ukuran yang tidak biasa, di mana muncul seorang gadis muda yang sangat cantik. Raja diberitahu tentang keadaan tersebut dan selanjutnya diperintahkan dia untuk dibawa kepadanya. Setelah melihat hal Ini, raja mengadopsi sebagai putrinya. Dia diberi nama Putri Tunjong-bui, atau Princess Foam-bell. Pangeran sangat menyayanginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun