Mohon tunggu...
Susi Qory Utami
Susi Qory Utami Mohon Tunggu... Lainnya - squ1702

"Dia tahu aku mencintainya,tapi aku mencintainya lebih dari yang dia ketahui.” -Rumah Sufi- Mahasiswa UIN Khas Jember (ProgramDoc)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru, Kisah dan Pendidikan Negaraku

3 Oktober 2021   08:48 Diperbarui: 3 Oktober 2021   08:52 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


"Berpendidikanlah untuk dirimu, keluargamu dan masyarakatmu. Pendidikan mengajarimu untuk tidak merendahkan namun lebih menghargai. Masing-masing orang mempunyai kemampuan yang tak akan sama denganmu. Belajar memahami dan mendewasakan diri akan membantumu mengerti dengan keadaan orang lain. Bacalah keadaan sekitarmu dengan kacamata pendidikan. Cari,temu dan tentukan gagasan terbaik untuk tanah air tercintamu."

   
Orang tua mempunyai keinginan anaknya saat dewasa nanti memiliki masa depan cemerlang dan menjadi orang yang sukses. Beliau senang anaknya bekerja di sebuah instansi Pemerintah atau membuka usaha sendiri. Beliau juga menanyakan kepada anaknya sewaktu kecil, kelak ingin menjadi apa. Dengan spontan, mereka akan menjawab menjadi Polisi, Tentara, Guru, Dokter dan lain sebagainya. Mendengar jawaban dari anaknya, orang tua dengan bekerja keras, memberikan motivasi dan mendoakannya agar keinginan bisa terwujud.


Keluarga semuanya mengenyam pendidikan dari Sekolah Dasar sampai Perguruan tinggi, masih beberapa saja dari saudara sepupu. Keluarga dari pihak Alm. Bapak semuanya menjadi Guru, dari Kakak sampai Adiknya. Ibu bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah bagian tata usaha. Bapak memberikan motivasi untuk kelak menjadi Guru. Dari kecil saya sudah sering bermain peran dengan teman sepermainan menjadi Guru dan Siswa. Tetangga rumah juga sering meminta bantuan untuk memberikan private dalam belajarnya. Sebenarnya keinginan saya ingin menjadi Psikolog karena sejak sekolah menjadi pendengar yang baik untuk semua curhatan dari teman dan memberikan solusi dalam setiap permasalahan. Setelah lulus Sekolah Dasar, saya diarahkan masuk ke Madrasah Tsanawiyah Negeri ketika tidak diterima Sekolah Menengah Pertama Negeri. Selanjutnya Sekolah Menengah Atas, beliau juga mengarahkan masuk Madrasah Aliyah Negeri Dua. Saya tidak sepakat karena sudah melakukan pendaftaran mandiri di Madrasah Aliyah Negeri Satu dengan hanya tes wawancara dan membaca Al-Qur'an. Masuk Perguruan Tinggi dibantu oleh Guru Madrasah Aliyah masuk ke Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Akhirnya saya bisa mengenyam pendidikan sampai Strata Dua di tempat yang sama setelah berganti Institut Agama Islam Negeri. Saya juga sudah menjadi Guru sejak menyelesaikan tugas akhir Strata Satu yakni skripsi tahun 2014 di Sekolah Dasar Negeri Dua.


Saya menjadi Guru di Sekolah Dasar Negeri Dua hanya berlangsung enam bulan. Karena pada saat itu Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sudah ada tiga Guru. Selama enam bulan diberi tugas menjadi Tata Usaha, Pustakawan dan Guru Bahasa Inggris kelas rendah yakni satu sampai tiga. Disana ada delapan belas kelas, dari  kelas 1 sampai 6 (A, B dan C). Saya menerima tugas yang diberikan dan berpikir memulai dari bawah dan pada akhirnya nanti berada diatas. Jika ada salah satu kelas Wali Kelas berhalangan hadir, saya menggantikan untuk menemani siswa belajar dengan tugas yang telah diberikan sebelumnya.


Tahun ajaran baru 2015/2016, teman Bapak meminta saya untuk menggantikannya di Sekolah Dasar Negeri Satu, sekolah saya dulu. Beliau mengambil pensiun dini setelah melakukan operasi tulang belakang. Beliau juga memberi kabar kepada Kepala Sekolah telah menemukan pengganti. Sebelum benar-benar diterima, saya mengirimkan surat lamaran pekerjaan yang akan diserahkan kepada Kepala Sekolah dan Komite Sekolah. Ibu menuliskan surat lamaran pekerjaan dan daftar riwayat hidup karena saya mengalami kecelakaan ketika pendaftaran terakhir masuk Strata Dua. Komite Sekolah menerima saya untuk menggantikan Guru Senior Pendidikan Agama Islam. Awal masuk, Kepala Sekolah memberikan tes untuk mengerjakan sebuah laporan dengan komputer. Saya menyanggupi tes tersebut dan memberikannya kembali. Beliau meminta saya untuk berkenalan dengan Guru di dalam kantor bersebelahan dengan kantor Kepala Sekolah. Ada beberapa sudah mengenal karena semua teman Bapak mengajar dan Guru saya Sekolah Dasar dulu. Mereka semua menyambut dengan hangat dan suka cita. Hari pertama langsung meminta jadwal hari untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.


Saya mengajar sebanyak 12 kelas dari kelas 1 sampai 6 (A dan B). Berbagai macam karakter siswa dan teman Guru dipelajari sejak saat itu hari demi hari. Banyak tingkah laku lucu dari siswa yang membuat suasana mengajar menyenangkan. Terlebih lagi siswa kelas atas dengan banyak ulah yang diperbuat. Sekolah Dasar berada pada fase anak menuju remaja. Bertengkar dengan teman sebaya, adik kelasnya atau jatuh saat istirahat bermain dengan temannya adalah suasana setiap hari yang selalu muncul.


Teman sesama Guru banyak senior, hanya saya termasuk junior. Dalam segi umur, saya dan Guru Komputer masih muda diantara mereka. Menjalin komunikasi dengan beliau ada yang humoris dan serius. Pernah terjadi konflik dengan teman sesama Guru, hanya terlambat masuk kelas beliau karena masih saya ada keperluan di Kantor Diknas. Saya menjelaskan bahwa memang ada keperluan sebentar, namun memang dari sisi orangnya seperti itu. Tidak hanya itu, sering mendikte cara berpakaian tetapi malah pernah melakukan dengan tidak mengingat yang pernah dilontarkan. Saya hanya menyimpan, mengingat dalam hati dan mencurahkan kepada kedua orang tua. Saat itu malah berkeinginan ingin mengundurkan diri saja. Kedua orang tua memberikan penguatan dan motivasi, bahwa dunia kerja memang kejam. Kita harus pandai-pandai membawa diri dalam lingkungan baru. Inilah kehidupan yang sesungguhnya, berbeda dengan masa sekolah dan kuliah saat itu. Datang ke sekolah, menerima pendidikan dan pengajaran dari Guru dan menjalin pertemanan. Saya menanamkan kepada diri sendiri menjadi orang yang tidak mudah gentar, tetap berperilaku baik, jangan pernah takut selama kita tidak melakukan kesalahan, lakukan pekerjaan sesuai tupoksi, selalu membantu orang yang butuh pertolongan dalam bekerja dan masa bodo jika orang ingin merendahkan atau bahkan mempermalukan di depan umum.


Tahun ke-enam saya mengabdikan di dunia pendidikan. Ada sebuah pencapaian yang sudah dan belum terlaksana. Keinginan dalam seragam untuk hari Jum'at dengan menggunakan pakaian muslim-muslimah untuk siswa mayoritas Islam, juga memperbolehkan siswa non-muslim menggunakan pakaian batik. Ketika saat Tim Assesor akreditasi sekolah menanyakan keinginan saya untuk perubahan yang ada di sekolah. Saya memohon kepada beliau untuk meyampaikan kepada Kepala Sekolah. Beliau pun mengapresiasi dan membantu menyampaikan keinginan tersebut. Hal itu langsung disetujui oleh Kepala Sekolah dan melaksanakan berpakaian muslim-muslimah di hari Jum'at sampai sekarang. Saya juga membimbing siswa yang akan mengikuti kegiatan lomba antar sekolah. Lomba menyanyi, adzan dan membaca Al-Qur'an dengan tartil sampai mendapatkan juara ataupun harapan. Membiasakan kepada siswa kelas tinggi untuk menunaikan shalat duha sebelum kegiatan belajar dimulai.


Keinginan saya yang belum tercapai adalah meminta kepada pihak sekolah untuk memindahkan mushalla di tempat yang lebih luas. Mushalla yang sekarang masih dirasa kurang luas untuk praktik materi tentang shalat.


Saya mengajar sebelum pandemi melanda dengan metode ceramah karena pelajaran Pendidikan Agama Islam banyak cerita tentang Nabi-Nabi dan materi budi pekerti. Terkadang melaksanakan pembelajaran di dalam kelas atau di luar kelas yakni halaman sekolah. Mereka bisa mengamati semua ciptaan Allah SWT. dan buatan manusia di sekitar lingkungan sekolah. Materi berwudhu dengan praktik yang benar di mushalla setelah teori telah dijelaskan dalam beberapa pertemuan. Membuat game sesuai dengan materi yang tidak terlalu sulit agar suasana belajar menyenangkan. Mengerjakan tugas dengan berkelompok agar ada solidaritas antar teman dan saling membantu. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok agar mereka berani tampil di depan umum mengutarakan pendapat dan hasil temuan kerja kelompok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun