Tahun 2020 kemarin, saya pergi ke Yogyakarta dengan menggunakan Kereta Api Sri Tanjung. Kereta Api berangkat dari stasiun Jember jam 09.12. Masih covid-19 melanda, tetap menggunakan Rapid Test dan protokol kesehatan (masker dan face shield). Tiba di stasiun Lempuyangan jam 19.45.
Saya langsung menuju penginapan meletakkan tas. Keluar lagi untuk membeli makan malam karena perut sudah keroncongan. Saya pernah melihat postingan makanan di Yogyakarta. Saya tertuju ingin mencoba Mie Ayam Terbang.
Tempatnya di pinggir jalan. Saya memesan mie ayam dan minuman hangat. Sepeeti mie ayam pada umumnya, namun ada "atraksi lempar mie". Penjual melemparkan ke atap dan sigap menangkap lalu meletakkan di mangkuk. Saya melihat sembari berdecak kagum "Eisih koh" (bahasa jemberan yang saya bawa kemana-mana). Kuahnya melengkapi mie sehingga tampak banyak sekali. Rasanya sedap untuk lidah sayang orang Jawa Timur. Harganya sangat murah sekali dan kenyang.
Keesokan harinya, saya merencanakan untuk pergi menikmati beberapa wisata di Yogyakarta. Sebelum pergi, saya sarapan terlebih dahulu. Tanpa saya ketahui, langsung diajak makan Soto Madura. Berasa kena prank, si penjual mengajak bicara dengan bahasa madura. Bahasa madura saya masih "tot celetot" tidak begitu mahir.
Setelah sarapan langsung pergi ke Tebing Breksi, Candi Ijo, Bukit dan Rumah Dome Teletubbies.
Tebing Breksi tampak ada beberapa anak tangga menuju atas tebing. Berbagai photoboth tersedia dengan background langit dan pegunungan. Menyisihkan uang yang tersedia dalam kotak.
Saat covid-19 tahun kemarin, Candi Ijo masih buka dan ada beberapa pengunjung. Candi berdiri kokoh dan menghampar halaman hijau serta tanaman kersen, terdapat tempat duduk sambil menikmati angin sepoi.
Jarak antara Candi Ijo sangat jauh. Melewati tanjakan dan memang di bukit atas. Gazebo atas dengan anak tangga bisa melihat Rumah Dome Teletubbies.