Mohon tunggu...
SUSI MAELIDARYANI
SUSI MAELIDARYANI Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

I Want Try Something New

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fungsi dan Pentingnya Pertanyaan Efektif dalam Pembelajaran

20 November 2014   04:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:21 2268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

FUNGSI DAN PENTINGNYA PERTANYAAN EFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN

Tujuan utama dalam pembelajaran matematika adalah meningkatkan kemampuan

berpikir siswa dan mempersiapkan siswa dalam dunia kerja. Untuk mencapai tujuan

tersebut, sudah selayaknya kita mengajarkan siswa tentang “how to think” sebagai

pengganti dari “what to think”. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan

berpikir siswa adalah melalui pertanyaan. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa

seseorang akan berpikir jika dihadapkan oleh suatu masalah atau pertanyaan. Ada

empat fungsi berikut peran penting pertanyaan yang dibahas secara teoritis. Dengan

menyadari akan pentingnya peranan pertanyaan dalam pembelajaran, guru

diharapkan dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang baik dan efektif untuk

meningkatkan kemampuan berpikir siswa.

1.Fungsi dan Pentingnya Pertanyaan dalam Pembelajaran

Jika kita menanyakan para guru, apakah mereka selalu menggunakan

pertanyaan dalam mengajar, maka bisa dipastikan jawabannya adalah: ya. Para guru, tanpa melihat efektifitas mengajar mereka, merasa bahwa memberi pertanyaan

merupakan langkah termudah untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran interaktif.

Kondisi ini terus berlangsung sampai kemudian muncul suatu pendapat yang kemampuan berpikir siswa yang menandakan pembelajaran yang sebenarnya.

Sebagian besar guru percaya bahwa memberi pertanyaan yang efektif membutuhkan kemampuan untuk menyebarkan perhatian secara acak, yang dibentuk atau diekspresikan secara intuitif selama pembelajaran. Mereka sering berpikir bahwa semakin banyak pertanyaan yang diberikan berarti semakin baik pula keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Hal ini tentu saja keliru karena tidak semua pertanyaan dapat membuat siswa terlibat aktif.

Kesalahpahaman lainnya adalah bahwa pertanyaan-pertanyaan open-ended

hanya untuk siswa-siswa dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Krishnan, E.R.,

2009). Padahal, apabila pertanyaan-pertanyaan tersebut diberikan secara terstruktur

dan sistematis serta menggunakan strategi pembelajaran yang tepat maka bisa

dipastikan semua siswa akan mampu memikirkannya. Seorang guru tidak dapat mendorong siswa mengajukan pertanyaan hanya dengan berdiri di depan kelas seraya berkata,”Ada pertanyaan?” Meskipun itu dilakukan dengan setulus hati, akan tetapi hal tersebut tidak serta merta membuat siswa mau bertanya. Terdapat banyak tekanan yang memaksa siswa untuk tidak bertanya (Brain, 1998). Rasa malu, takut, rendah diri, dan ketidakpedulian merupakan faktor-faktor yang banyak dijumpai dalam banyak kasus. Satu-satunya cara untuk mendorong siswa bertanya adalah dengan menciptakan “lingkungan tanya-jawab” di kelas. Guru harus mendorong siswa untuk bertanya melalui variasi tekhnik-tekhnik pengajaran (Brain, 1998). Satu dari sekian banyak metode yang digunakan di sekolah menengah dan dasar adalah hapalan yang meliputi kegiatan tanya-jawab cepat yang dipandu guru. Metode ini sering digunakan dengan maksud untuk menilai sejauh mana siswa menguasai isi pelajaran.

Dengan demikian, hanya kemampuan menanyakan ingatan siswa saja yang dapat memberikan guru pengetahuan esensial mengenai pengembangan ide-ide atau pengetahuan matematika siswa yang mungkin saja tidak tercapai. Dengan kata lain, guru harus melengkapi diri dengan serangkaian pertanyaan logis dan sistematis yang dapat mempertajam persepsi siswa, menyaring pemikiran mereka, dan menghubungkan sesuatu yang tidak diketahui dengan sesuatu yang diketahui (Dantonio & Beisenherz, 2001).

Sebuah strategi pembelajaran yang efektif selalu meminta guru untuk mengubah peran mereka dari penyebar pengetahuan semata menjadi pendidik serba bisa, seperti sebagai fasilitator, konsultan, konselor, dan assesor. Tidak masalah peran apa yang dimainkan guru, komunikasi antara guru dan siswa tidak dapat dihindari. Guru dapat memberikan kesempatan-kesempatan pada siswa untuk mengekspresikan diri secara terbuka, mendiskusikan pekerjaan mereka di dalam kelas dan di depan umum untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka.

Adapun fungsi-fungsi pertanyaan dalam pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut :

1.Merangsang Aktivitas Berpikir

Memberi pertanyaan merupakan bagian penting dari kemampuan guru untuk menghasilkan atmosfer kelas yang kondusif untuk mengembangkan kemampuan berpikir matematika.

2.Memfasilitasi Komunikasi

Melalui pertanyaan-pertanyaan, guru dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pelajaran dengan siswa mereka. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan guru, siswa harus mampu meningkatkan pandangan mereka, mengatur ekspresi mereka, menunjukkan hasil belajar mereka, dan memainkan pemikiran logis mereka.Sebagai tambahan, melalui ide-ide yang didiskusikan, siswa dapat belajar melalui teman-teman mereka.

3.Memperkuat Konseptualisasi.

Jika sebagai guru kita mengetahui apa yang sudah dipahami siswa maka kita dapat menolong mereka menggunakan pemahaman yang mereka miliki tersebut untuk membentuk pengetahuan baru (Vace, 1993). Ini merupakan langkah pertama untuk menolong siswa membentuk konsep pembelajaran baru dengan mengidentifikasi pengetahuan awal mereka melalui pertanyaan-pertanyaan ingatan.

4.Menilai Pembelajaran

Pertanyaan-pertanyaan akan memberitahu guru bahwa siswa-siswanya dapat

memahami dan memikirkan tentang apa yang dikatakan guru (Brain, 1998). Ini merupakan hal yang umum dilakukan guru untuk menilai hasil pembelajaran melalui pertanyaan-pertanyaan formal maupun informal

Dari ke-4 fungsi pertanyaan di atas tampak bahwa pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan di kelas memiliki peran penting sebagai alat untuk: (1) menstimulus kemampuan kognitif dan afektif siswa; (2) menguji kebenaran; (3) memunculkan atau mengkomunikasikan ide; (4) memperkuat konseptualisasi; (5) mengevaluasi atau merefleksi suatu kegiatan atau perbuatan yang telah dilakukan.

Mengingat begitu pentingnya fungsi dan peran pertanyaan di dalam kelas, ada

baiknya setiap guru menguasai keterampilan bertanya sesuai dengan tingkat

kemampuan siswa. Pemberian pertanyaan hendaknya dilakukan secara sistematis dan terstruktur dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa sehingga siswa mudah menerima pelajaran dengan baik. Kalimat pertanyaan tidak perlu panjang. Yang penting, usahakan setiap pertanyaan dapat dijawab siswa dengan mudah sehingga pada akhirnya menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa. Beri kesempatan juga pada siswa untuk bertanya dan mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam

suasana kelas yang kondusif.

2.Karakteristik dari pertanyaan efektif yang kemungkinan besar dapat  membelajarkan siswa secara maksimal adalah

a.Menuntut siswa berpikir, tidak sekedar mengingat dan menyebutkan.

Pertanyaan yang efektif lebih menghendaki siswa untuk berpikir lebih dari sekedar mengingat, tetapi juga tingkat berpikir yang lebih tinggi: menganalisis, menilai, menyimpulkan, membandingkan, menggeneralisasi, membuat hubungan, menerapkan, menjelaskan. Lebih efektif pertanyaan dalam kata tanya: mengapa atau bagaimana, daripada pertanyaan apa atau mana.

b.Bersifat atau mengarah pada pertanyaan yang open-ended.

Jika pertanyaan dengan situasi yang tertutup, umumnya siswa akan memberi jawaban yang mudah ditebak atau hanya menuntut tingkat berpikir yang rendah. Inti dari pertanyaan open-ended adalah menuntut siswa mengembangkan cara untuk memahami pertanyaan dan cara untuk bagaimana menjawab pertanyaan. Selain itu, yang menjadi ciri penting adalah memungkinkan membuat jawaban yang beragam tingkat kebenarannya.

c.Memungkinkan jawaban yang beragam.

Salah satu ciri pertanyaan yang efektif adalah pertanyaan yang memungkinkan jawaban yang benar lebih dari satu. Baik, tingkat kebenarannya setara maupun tidak setara. Hal ini memungkinkan seluruh siswa dengan kemampuan dan potensi yang berbeda-beda dapat “beraksi” memberikan jawaban dengan caranya masing-masing

d.Memungkinkan siswa memaknai matematika dari proses menjawab pertanyaan tersebut.

Sifat ini sulit tercapai jika pertanyaan tidak memberi ruang adanya “proses” dalam menjawab, seperti adanya proses memahami pertanyaan, proses memilih data, proses memilih strategi, proses menghitung, proses membuat narasi dan argumentasi, hingga proses review dan refleksi. Dengan melakukan proses-proses tersebut siswa belajar memaknai pentingnya matematika bagi diri mereka, siswa memaknai kegunaan matematika, hingga siswa memaknai sifat dasar matematika.

e.Memungkinkan guru menilai secara holistik kemampuan matematika siswa. Pertanyaan yang efektif adalah pertanyaan yang memungkinkan seluruh kompetensi matematis dapat dievaluasi, tidak saja kemampuan mengingat, tetapi juga aspek komunikasi, keterampilan memecahkan masalah, aspek afektif-matematis (terampil, tekun, teliti/cermat, kreatif).

3.    Pertanyaan yang kurang efektif antara lain adalah:

a.Pertanyaan yang tertutup, misalnya ya/tidak, atau pertanyaan tertutup (mengisi titik-titik).

b.Pertanyaan yang memandu siswa pada jawaban atau memberi petunjuk (clue) pada jawaban. Karean siswa perlu belajar dan berpikir di dalam matematika, tidak selalu harus dibimbing. Guru harus memberi kepercayaan pada mereka dan memberi kesempatan pada mereka untuk menjawab. Hal yang dibutuhkan adalah dorongan bagi mereka.

c.Pertanyaan yang terpusat pada guru. Arahkan siswa bahwa merekalah yang memiliki kepentingan dengan pertanyaan tersebut. Misalnya, “jelaskan pada teman-temanmu bahwa ...”, “coba yakinkan dirimu, mengapa.... “.

d.Hindari memberi label mudah atau sulit pada pertanyaan yang diajukan. Ini dapat membuat siswa tidak mengerahkan perhatian yang maksimal untuk menjawab pertanyaan.

e.Jangan pernah menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan. Usahakan siswa dapat menjawabnya walaupun pada akhirnya dengan sedikit bantuan dari guru.

f.Hindari memberi judgment salah pada jawaban siswa. Akan lebih positif, dengan menganggap jawaban siswa belum tepat sehingga mengundang mereka untuk berpikir ulang dan melakukan usaha kembali menjawab pertanyaan dengan memikirkan mengapa jawaban mereka belum tepat.

4.  Hal berbeda yang akan saya lakukan pada pengajaran matematika selanjutnya adalah

a.Memberi kesempatan yang cukup pada siswa untuk menjawab soal. Tidak terburu-buru menjawab soal yang diajukan. Sadari bahwa terkadang guru sendiri membutuhkan waktu untuk menjawab soal.

b.Menunjukkan perhatian dan keseriusan pada apa atau cara berpikir siswa.

c. Memberikan apresiasi pada usaha siswa untuk berpikir, apapun jawabannya.

d.Mengupayakan siswa berpikir secara mandiri baik secara sendiri-sendiri maupun berkelompok. Jangan sampai siswa hanya membeo jawaban temannya.

e. Mengupayakan siswa tidak menjawab secara serentak. Memberi kesempatan kepada siswa satu per satu.

Meminta siswa untuk selalu mengemukakan alasannya atau argumentasi di balik jawabannya

Hal-hal lain yang saya akan lakukan pada pembelajaran selanjutnya adalah akan mengajukan pertanyaan yang efektif yaitu pertanyaan yang benar-benar menuntut siswa berpikir pada tataran yang lebih tinggi yaitu: menganalis, menilai, menyimpulkan, membandingkan, menggeneralisasi, membuat hubungan, menerapkan, dan menjelaskan. Namun demikian tidak mengabaikan konsep-konsep matematika yang sederhana mengingat konsep matematika saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Konsep baru dapat ditemukan berdasarkan konsep sebelumnya.

Artikel ini adalah bagian dari tugas Diklat Online P4TK Matematika“.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun