Awas, jangan remehkan! Berbuat baiklah kepada lima kelompok orang, walaupun orang tersebut belum baik kepada kita. Dalam sebuah hadis Nabi memberi peringatan bahwa siapa yang merusak perkara lima akan merusak lima perkara yang lain. Dengan menghormati, memuliakan, dan menyayangi lima kelompok orang ini, maknanya hati kita bersih sehingga puasa Ramadhan yang akan kita lakukan menjadi sukses. Berikut petunjuk hadis Nabi yang artinya:
"Barangsiapa yang meremehkan lima perkara, maka ia akan mendapatkan kerugian lima perkara lainnya. Yaitu barangsiapa yang meremehkan para ulama, maka akan rugi agamanya. Barangsiapa yang meremehkan umara (para pemimpin), maka akan rugilah dunianya. Barangsiapa yang meremehkan para tetangganya, maka akan rugi manfaat-manfaatnya. Barangsiapa yang meremehkan kerabat-kerabatnya, maka akan rugi kecintaannya. Barangsiapa yang meremehkan ahlinya, maka akan rugi kemanisan hidupnya." Â
(Pertama) Siapa yang meremehkan ulama maka ia merugikan agamanya sendiri. Ulama dimaksud termasuk para kyai, guru, ustadz adalah sumber ilmu agama, walaupun terkadang Beliau melakukan kesalahan, jangan sampai dicaci maki atau diremehkan. Kemanfaatan para ulama yang selalu mengajak dekat dengan Allah itu lebih banyak dari pada kesalahan kecil yang mungkin dilakukan.
(Kedua) Siapa yang meremehkan umarok, maka ia merugikan urusan dunia, ia termasuk merusak aturan negara. Yang dimaksud umarok adalah mereka yang mengemban amanat dibidang pemerintahan mulai dari presiden, hingga kepala desa, perangkat desa, bahkan RT, maka jangan diremehkan, jangan dicaci, dirasani (ghibah) dan lain-lain. Jika mereka ada kesalahan, maka ingatkan dengan baik dan doakan.
(Ketiga) Siapa yang meremehkan tetangga, maka ia telah merusak kemanfaatannya tetangga. Tetangga sekitar adalah menjadi kaca, sekaligus penjaga diri satu diantara yang lain. Seorang yang ingin tahu tentang kita, maka ia akan bertanya kepada tetangga (responden) yang akan ditanyai bagaimana kondite kita dan sebaliknya.Â
(Keempat) Siapa yang meremehkan kerabat, atau sudaranya, maka ia akan kehilangan kasih sayang mereka. Mungkin kita memiliki saudara kandung atau kerabata dekat yang perilakunya belum baik, tetaplah hormati mereka, jangan remehkan. Bila meremehkan mereka (kerabat), keluarga terdekat sebagai sumber utama kasih sayang akan berangsur hilang. Â
(Kelima) Siapa yang meremehkan ahlinya (keluarganya), maksudnya adalah istri dan anak-anaknya, maka rugi atau kehilangan manisnya hidup. Diantara manisnya hidup yang hilang adalah keluarga jadi sering bertengkar, karena tiada rasa hormat dan kasih sayang, sehingga menutup datangnya berbagai rezeki (ma'isyah). Bila baik dengan keluarga, maka rezeki min haitsu laa yahtasib akan terjadi.
Hadis tersebut termaktub dalam kitab Nashaih al-Ibad karya Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni. Dipaparkan oleh Ustadz Zubaitul Ulum (Pembina Yayasan Shalat Center Tulungagung / YSCT) pada Majelis Rutin Nurul Hidayah, Dusun Tanjung RT 03 RW 02 Desa Tanjungsari Kecamatan Karangrejo Tulungagung, Selasa (25 Pebruari 2025).
Wallahua'lam bi-shawwab.
*) Anggota SPK Tulungagung, Paksi komintas Jatimpak, Sekretaris I MWCNU Karangrejo, Ketua YSCT.