Mohon tunggu...
susilo ahmadi
susilo ahmadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - sekedar menyalur hobi menulis

cuma orang biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kami Butuh Edukasi Perawatan Lansia untuk Berbakti pada Orangtua

11 Juli 2019   11:50 Diperbarui: 11 Juli 2019   18:25 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi newoldage.blogs.nytimes.com Ed Kashi | Corbis 

Pengalaman lain dialami oleh salah satu almarhum bibi tahun 2017 lalu. Saat itu beliau menderita kanker serviks stadium III. Oleh salah satu cucunya si bibi diberikan sebuah jamu herbal.

Kata si peraciknya, jamu itu bisa meluruhkan kanker lalu mengeluarkannya lewat kencing. Memang sih setelah diminum si bibi jadi sering kencing tetapi saya justru melihatnya itu sebagai sebuah masalah karena bisa jadi si jamu sudah dicampur bahan-bahan tertentu yang bersifat diuretik yang membuat beban kerja ginjal jadi semakin berat sementara ada dugaan ginjal beliau sudah mulai dirusak oleh kanker.

Dugaan saya tak meleset beberapa bulan berikutnya gagal ginjal pun dialami si bibi. Apes buat si bini, hemodialisa cuma dapat berjalan sekali, selanjutnya hemodialisa yang kedua gagal sehingga akhirnya bibi meninggal. Racun menumpuk di dalam tubuh tak bisa dikeluarkan oleh hemodialisa. 

Poin dari kisah ini bukanlah membahas tentang penyakit atau obat-obatan tetapi bahwa merawat orang tua yang sudah lanjut usia tidaklah mudah dan tak bisa dianggap remeh. 

Masih jauh lebih mudah merawat bayi atau anak-anak. Jika anak-anak nakal maka kita cukup menjewer atau mencubitnya tetapi orang tua? Apakah kita akan menjewernya? Saya ingat dengan sangat jelas jika nenek dulu sering berpindah-pindah tempat tinggal di antara rumah anak-anaknya (bibi-bibi saya sendiri). 

Pernah sekali waktu para bibi ini berkumpul dan saya sempat menguping sedikit obrolan mereka yang intinya menggambarkan betapa sulitnya mengasuh nenek (ibu mereka sendiri). Karena itulah sudah jamak jika kadang di antara sesama anak main lempar soal pengasuhan orang tuanya yang sudah lansia.

Jika merasa si orang tua sudah terlalu merepotkan atau tidak sanggup dengan ulahnya maka si anak akan melemparkannya ke anak yang lainnya. Jadi sudah umum jika menjumpai lansia bulan ini berada di rumah anak A, bulan depan anak B, bulan depannya lagi di rumah anak C, dst.

Sayangnya ilmu pengasuhan orang lansia ini masih minim disosialisasikan di kalangan masyarakat kita alias kalah pamor dengan ilmu pengasuhan anak atau bayi. Padahal kita semua nantinya juga akan menjadi lansia. Perawatan lansia yang salah akan membuat kesehatan fisik dan mental mereka memburuk.

Ilustrasi: Ulrichkarljoho | FLICKR
Ilustrasi: Ulrichkarljoho | FLICKR

Jujur saya sendiri pun sampai sekarang masih mencari-cari ke sana ke mari informasi atau ilmu yang berkaitan dengan perawatan lansia ini. Bagaimanapun lansia adalah individu yang sudah mengalami kemunduran baik fisik atau mental sehingga perlu mendapatkan perhatian terutama dari orang-orang terdekatnya.

Mereka jadi lebih rentan terkena infeksi, lebih cerewet, pemarah, keras kepala, dan mungkin juga pelupa. Jangan sampai seperti salah seorang tetangga yang rela menginjak ibunya sendiri hanya gara-gara si ibu sulit dimandikan. Bersikap buruk kepada orang tua sama saja secara tak sadar dengan mengajarkan hal yang sama kepada anak-anak kita sendiri. Maukah anda diperlakukan buruk nanti oleh anak-anak sendiri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun