Mohon tunggu...
susilo ahmadi
susilo ahmadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - sekedar menyalur hobi menulis

cuma orang biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Trip

Watu Ulo Pegon Parade 2019, Sebuah Langkah Maju Pariwisata Jember

23 Juni 2019   20:26 Diperbarui: 23 Juni 2019   20:58 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya hari ini (23 Juni 2019) diselenggarakan WATON atau Watu Ulo Pegon Parade 2019. Yang cukup mengagetkan saya adalah
1. Sudah punya nama event. Lho emang tahun kemarin-kemarin tidak ada namanya? Seingat dan setahu saya memang tidak ada namanya. Saya hanya menyebutnya karnaval pegon.

2. Diselenggarakan dengan jadwal yang agak molor tahun ini. Biasanya H+7 lebaran atau pas lebaran ketupat tetapi mungkin pihak panitia sedang mempersiapkan sesuatu yang "lebih" maka wajar jika molor waktunya hingga lewat lebaran ketupat.

3. Dikelola lebih profesional. Ada nomor peserta sementara tahun lalu tidak ada. Ada pula logonya. Keren banget nih tahun ini pokoknya! Terlihat panitia jauh lebih siap tahun ini.

4. Hiasan pegon yang semakin bagus dan lebih variatif dibandingkan tahun kemarin. Katanya sih tiap-tiap pegon diberikan sejumlah dana oleh PEMKAB untuk mempercantik pegonnya. Sepertinya PEMKAB Jember mulai menganggap serius event ini dan sebagai salah satu aset wisata yang layak buat dikembangkan di masa depan.

Buat yang belum kenal atau tahu. Waton atau Watu Ulo Pegon Parade ini adalah sebuah parade pegon diadakan saat lebaran ketupat atau H+7 pagi hari. 

Titik kumpul awal dari depan balai desa Sumberejo menuju pantai Watu Ulo (sekitar 10 km). Pegon atau cikar adalah alat angkut tradisional masa lalu untuk membawa pasir atau bata tetapi keberadaannya sekarang semakin menghilang tersingkirkan oleh truk yang jauh lebih cepat dan bisa memuat lebih banyak. 

Menilik sejarahnya tradisi ini kalau tidak salah bermula sekitar tahun 90-an. Kala itu setiap hari raya ketupat masyarakat selalu berduyun-duyun piknik ke pantai Watu Ulo. 

Sayangnya waktu itu belum banyak orang yang memiliki motor dan mobil sehingga mereka kemudian berinisiatif memanfaatkan pegon ini sebagai alat angkutnya. 

Awalnya pegon ini hanya ditutupi terpal atau anyaman daun kelapa untuk sekedar menahan panas sampai kemudian ada yang mulai menghiasnya dengan janur kuning. 

Sekarang pegon hias ini sudah dilengkapi dengan berbagai hiasan, janur kuning, genset, bahkan sound system menggelegar jadi dijamin para penumpangnya tidak akan bosan selama berada di perjalanan. 

Maklumlah pegon tidak bisa melaju kencang seperti kendaraan bermotor tetapi paling tidak selama berada di perjalanan kita akan disuguhi pemandangan alam pedesaan dan tepi pantai yang indah. Semoga tahun depan akan semakin banyak pesertanya karena event ini mulai dikenal luas. Kalau bisa juga ada tema khusus setiap tahunnya. Jika anda memiliki waktu luang, tahun depan jangan lupa untuk menyaksikannya ya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun