Mohon tunggu...
susilo ahmadi
susilo ahmadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - sekedar menyalur hobi menulis

cuma orang biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Kesabaran Kunci Menghadapi Kesulitan

4 Juni 2019   05:56 Diperbarui: 4 Juni 2019   06:08 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk saudara-saudaraku yang sedang mendapatkan ujian saat Ramadhan kali ini. Kutahu sungguh berat terasa menjalani Ramadhan dengan sebuah kesulitan bahkan mungkin kesulitan ini terasa jauh lebih berat dibandingkan jika terjadi di luar bulan Ramadhan. Mungkin kesulitan itu bisa berupa tidak mendapatkan THR seperti tahun lalu atau laba dari berdagang yang tidak sebanyak dulu atau kesehatan yang terus menerus menurun atau bahkan karena tidak bisa membeli baju-baju baru.

Saya yakin siapapun di muka bumi ini pasti takkan ada yang menyukai kesulitan ataupun ujian. Akan tetapi kita semua harus ingat bahwa sebenarnya hidup di dunia ini adalah sebuah ujian baik senang atau susah, kaya atau miskin, sehat atau sakit, dll. Hidup adalah sebuah proses dan bukan hasil. Hasilnya adalah nanti yang akan kita tuai saat sudah meninggalkan dunia ini.

Yang paling penting kapanpun dalam menghadapi ujian Allah adalah cobalah untuk mengevaluasi respon kita terhadap semua yang telah terjadi. Bukanlah apa yang terjadi pada kita tetapi poinnya adalah bagaimana respon kita terhadap sebuah kejadian. Sebuah kejadian sering berada di luar kendali manusia tetapi respon adalah sesuatu yang bisa dikontrol sepenuhnya oleh manusia itu sendiri.

Jadi di bulan yang baik ini marilah kita semua belajar untuk mengendalikan respon terhadap sebuah kejadian. Bukankah puasa adalah salah satu instrumen mengendalikan diri? Baik atau buruk sifatnya sangat relatif. Pernahkah anda membaca kisah seorang kakek tua dan anaknya? Alkisah di sebuah desa tinggal seorang kakek dan anaknya yang memiliki seekor kuda.

Suatu hari kudanya hilang dan seperti biasa warga kampung bergumam, "betapa malang nasib si kakek yang telah kehilangan kuda". Si kakek hanya menyahut, "kok kalian yakin benar jika saya bernasib malang?". Sampailah beberapa waktu kemudian ternyata kuda si kakek balik lagi dengan membawa beberapa kuda lain nan cantik. Spontan lagi-lagi semua warga berujar, "wah beruntungnya si kakek mendapatkan banyak kuda baru!"

Sekali lagi si kakek berkata, "kenapa kalian sangat yakin jika saya beruntung?" Rupa-rupanya si anak sangat tertarik dengan kuda-kuda baru itu dan mencoba menaikinya tetapi sayang karena kurang berhati-hati si anak terjatuh dan patah kakinya. Nah warga kampung si kakek yang gemar ngerumpi pun bilang, "duh celaka si kakek, putranya kini kakinya cacat "

Kakek yang arif bijaksana pun menimpali, "mengapa kalian begitu yakinnya jika saya sudah celaka?" Hingga suatu hari datanglah seorang pejabat dari istana memberikan pengumuman bahwa semua pemuda yang sehat diwajibkan untuk mengikuti WAMIL karena akan ada perang besar dengan kerajaan lain. Semua pemuda desa pun berangkat ke medan perang tetapi tidak termasuk putra si kakek karena cacat.

Tak lama kemudian datang berita jika semua pemuda desa yang telah berangkat itu akhirnya gugur di medan laga. Warga kampung akhirnya berkomentar, "sungguh beruntung putra si kakek masih hidup". (kalau saya pikir-pikir ini warga kampung seperti para netizen kita yang suka spontan berkomentar kalau ada sebuah kejadian viral di medsos)

Begitulah gambaran kehidupan di dunia ini. Apapun kesulitan yang tengah terjadi pada dasarnya semua adalah sangat relatif. Karena itulah bersabarlah. Bersabar bukan menunjukkan seseorang itu lemah namun justru itu adalah tanda bahwa orang tersebut memiliki kendali penuh atas respon dirinya terhadap peristiwa yang sedang terjadi.

Mungkin saja sebuah kejadian yang dianggap sangat buruk sebenarnya adalah upaya Allah untuk menunjukkan sesuatu atau bahkan menyelamatkan kita. Yang kita butuhkan hanyalah selalu berbaik sangka kepada Allah dan selalu berdoa agar selalu diberikan kekuatan serta kesabaran.   Semoga saudara-saudaraku semua diberikan kesabaran dalam menjalani hidup hingga di akhir waktu nanti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun