Mohon tunggu...
PM Susbandono
PM Susbandono Mohon Tunggu... -

Berpikir kritis, berkata jujur, bertindak praktis

Selanjutnya

Tutup

Money

Hawthorne Effect: Atensi Melahirkan Produktivitas

23 September 2011   05:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:42 2205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada cerita sukses di tahun 1980 an dari perusahaan yang memproduksi pembungkus telur ayam di Massachusetts, Amerika.Diamond International Corporation, begitu nama company tersebut,memperkenalkan program pemacu produktivitas dengan membentuk Club 100. Yang ini bukan perkumpulan sepakbola atau arisan ibu-ibu, juga bukan kumpul-kumpul menghimpun pencinta seni dan budaya.Club 100 adalah himpunan pekerja yang, karena pencapaian kinerja tertentu, akhirnya mendapat ponten 100.Siapa saja boleh bergabung dengan Club 100, tua-muda, pria-perempuan, atasan-bawahan, asalkan setelah dihitung dengan formula tertentu,dia berhasil mengakumulasi angka 100, sesuai aturan yang telah ditentukan.Angka 100 bisa dihasilkan melalui, misalnya, apabila pekerja tidak pernah absen selama setahun, maka dia mencatat skor 25.Nilai 10 diperoleh bila si pekerja bebas dari surat-peringatan, selama waktu tertentu.Bila si pekerja juga membukukan jam kerja tanpa celaka, maka dia boleh mengantongi tambahan 20. Begitu selanjutnya untuk catatan yang menggembirakan dalam improvement kerja, aktif dalam lingkup karya sosial, dan beberapa hal lain yang menjadi concern perusahaan saat itu.Apa yang didapat bila angka 100 sudah diraihnya?Dia dicatat sebagai anggota Club 100, dan berhak untuk mengenakan jaket perusahaan yang disulam dengan benang emas “Club 100”.Jaket itu dibuat khusus,modis, dan terkesan elit.Ya, memang hanya itu.Ternyata pembentukan Club 100, dengan segala ritual yang dilakukan,bisa membuat pekerja bersemangat masuk dalam kelompok itu.Mereka berlomba-lomba, berpacu dengan teman sekerja dan berusaha sekuat tenaga untuk masuk dalam klub prestige itu, dan itu tidak gampang.Rata-rata diperlukan waktu 1 tahun untuk mencapai angka 100, karena ternyata ada angka minus bila pekerja melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan tata-nilai atau aturan perusahaan.Setelah angka 100 dicapai, maka poin selanjutnya yang menjadi target mereka untuk dikejar adalah angka 600.Bila angka psikologis tersebut disentuh, maka dia berhak memilih 1 diantara 40 “hadiah istimewa” yang ditawarkan, diantaranya adalah berlibur bersama keluarga ke tempat peristirahatan pilihan selama akhir minggu.

Tak disangka, setelah program Club 100 diluncurkan, produktivitas Diamond terangkat naik.Ia unggul ke peringkat paling atas diantara para pesaingnya, dan posisi itu bertahan cukup lama.Apa yang menyebabkan Club 100 berhasil menjadi pemacu produktivitas?Apakah hanya karena sepotong jaket atau liburan bersama keluarga?Bisa benar, atau boleh jadi, tidak.Belum ada penelitian ilmiah yang mengurai hubungan antara Club 100 dengan prestasi Diamond.Tetapi, perusahaan telah menikmati hasilnya, persis dimulai ketika klub itu diluncurkan.

Ketika saya mencoba mengkaitkan antara keduanya, tiba-tiba, saya ingatteori motivasi yang mungkin bisa menerangkan hal ini.Penelitian yang menghasilkan Hawthorne Effectdilakukan disuatu pabrikThe Western Electric Company di Cicero, Illinois tahun,1927-1938. Mereka memisahkan suatu kelompok pekerja untuk diamati,bekerja dengan kondisi yang sama kecuali penerangan.Ketika jumlah iluminasi diruang penelitian dinaikkan, produktivitas grup obyek penelitianikut naik.Penerangan ditambah lagi, produktivitas juga mengikutinya.Sampai disini para peneliti semula buru-buru mengambil kesimpulan bahwa produktivitas merupakan fungsi dari jumlah penerangan yang diberikan di ruang kerja.Anomali mulai muncul, dan keanehan ini mengundang pertanyaan peneliti. Ketika penelitian diteruskan dengan mengurangi jumlah cahaya, produktivitas tidak ikut turun, bahkan ketika jumlah cahaya diturunkan sampai ke level awal penelitian, produktivitas pekerja tak beringsut turun.Masih belum selesai, ketika iluminasi diturunkan sampai dibawah titik nol, produktivitas malah tetap bertengger di pucuk grafik statistik.Sempat dibuat bingung, akhirnya, kesimpulan yang diambil peneliti adalah bahwa produktivitas yang terus naik disebabkan atensi yang diberikan kepada sekelompok pekerja obyek penelitian, bukan karena jumlah penerangan yang diberikan di tempat kerja.Menjadi obyek penelitian merupakan suatu bentuk atensi yang dicatat oleh pekerja. Dan itu membuat semangat dan motivasi mereka terkerek naik. Produktivitas merupakan fungsi yang berbanding lurusdengan atensi dan bukan karena kondisi kerja.Semakin banyak anda memberi perhatian kepada seseorang, semakin bersemangat dia melakukan tugasnya.Meskipun teori ini sudah dianggap kuno dan banyak kritik dilontarkan kepadanya, beberapa praktisi Managemen masih mempercayai keampuhan pesan ini.

Hawthorne Effect merupakan rangkaian teori motivasiyang berkembang sejak Management Science yang ditemukan Taylor, Hierarchy of Needs oleh Maslow dan berpuncak pada Maintenance Hygine Factoryang digawangioleh F. Herzberg.Semuanya bermuara pada suatu kesimpulan bahwa produktivitas, semangat dan motivasi kerja akan naik,bila pekerja mendapat attention, recognition, achievement, growth, dan responsibility.Penelitian mengenai kecelakaan kerja juga mendukung hal ini.75%kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan jam-kerja (Lost Time Incident)termasuk fatality ditemukan bahwaroot cause yang terdekteksi adalah ketiadaan atau kekurangan perhatian atasan terhadap anggota timnya.Tidak hanya menurunkan produktivitas dan motivasi, keteledoran dan tidak peduli kepada rekan kerjasering berakibat fatal bahkan sampai menghilangkan nyawa sang teman.

Hawthorne Effectrasanya juga valid untuk diperluas mencakup hubungan diluar lingkungan dunia kerja.Perlakuan kita terhadap anggota keluarga, tetangga, masyarakat atau secara umum kepada sesama manusia, sangat mempengaruhi bagaimana mereka berperilaku.Sebuah teori perilaku menyatakan bahwa sesama bagaikan sebuah bayangan diri kita di dalam cermin.Apabila kita tersenyum, maka dia akan tersenyum, sementara ketika kita pasang muka marah, maka bayangan dibalik sana ikut menekuk mukanya.Kalau kita mengepalkan tangan di depan cermin, maka gambar kita di dalam cermin melakukan hal yang sama.Bayangan diri kita di dalam cermin akan persis menirukan apa yang kita perbuat, dan itulah spirit dan pelajaran yang dapat ditarik dari Hawthorne Effect. Seorang anak yang berprestasi di sekolah, biasanya mendapat perhatian yang memadai dari kedua orang tuanya, sementara peserta tawuran pelajar yang berhasil diamankan polisi, mayoritas berasal dari keluarga yang ayah-ibunya sibuk, dan lupa memberikan kasih dan perhatiankepada buah hatinya dirumah, dan menjadi jagoan di jalanan. Dalam komunitas kerja yang dingin,terlalu formaldantransaksional, yang hanya melakukan pendekatan semata-mata untuk urusan dinas, jauh dari sentuhan personal apalagi individu atau kekeluargaan,yang jauh dari atensi yang menyentuh,otomatis mengikis spirit untuk guyub. Hidup dalam suasana yang hangat akan musna, dan motivasi kerja akan jauh dari kenyataan untuk muncul.Sesuatu yang mustahil bila seorang bawahan yang sama sekali tidak pernah ditegur atasaannya, yang menghadapi atasan yang sulit tersenyum dapat memberikan kontribusi maksimal dalam pekerjaannya.Itulah mungkin yang bisa menjawab pertanyaan mengapa masyarakat kita saat ini bersumbu pendek, gampang tersinggung atau marah dan acuh terhadap kepentingan orang lain.

Dengan lebih dalam dan substansial, John W Maxwell, Professor Department Chairperson of Business Economics and Public Policy Kelley School of Business, Indiana University, pendiri INJOY Group, sebuah kelompok pelatihan yang mengkhususkandiri pada bidang Psikologi Produktivitas, mengatakan It is our benefit to care for others.Memberikan kepedulian, atensi, dorongan, pujian bahkan hanya senyuman, bukan semata-semata menjadi manfaat bagi mereka yang menerima, tapi terutama dan pertama-tama justru bermanfaat bagi kita, si pemberi itu semua.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun