Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Marhaban, Warga Baru Dunia!

8 Juni 2023   22:44 Diperbarui: 8 Juni 2023   22:49 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkat (Tangkapan Kamera Susanto)

Sebelum Maghrib, ada orang datang ke rumah. Dia menyampaikan undangan secara lisan. 

"Sesudah Maghrib diminta hadir di rumah Wawa untuk kenduri," katanya.

Lima menit sebelum masuk waktu salat Maghrib, saya pun bersiap. Lalu, bersama-sama warga sekitar beribadah berjamaah di musala dekat rumah.

Selesai salam dan berdoa, kami turun dan langsung menuju ke rumah mas Wawa, memenuhi undangannya. Ada hajat apa sih? 

Marhaban, Muhammad Abiyan Nugraha!

Seminggu yang lalu, istri Wawa melahirkan anaknya yang kedua. Anak yang pertama adalah perempuan. Anak keduanya berjenis kelamin lelaki. Oleh karena itu pas tujuh hari kelahirannya, Wawa membuat acara 'selamatan'.

Dia mengakikahkan kedua anaknya. Anak lelaki dipotongkan kambing sebanyak 2 ekor, sedangkan anaknya yang perempuan dipotongkan kambing untuknya 1 ekor.

Ia ingin mengikuti  sunnah Rasulullah. Rasulullah Muhammad s.a.w melakukan terhadap cucu beliau, Hasan dan Husain pada waktu kelahiran mereka. 

Anak yang lahir hendaklah diaqiqahi, maka alirkanlah darah karena aqiqah itu dan hilangkanlah kotoran serta penyakit yang menyertai anak itu. Setiap anak yang lahir tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan baginya pada hari ketujuhnya, dicukur dan diberi nama.

Rumah Wawa yang berada tepat di samping musala sudah terlihat ramai. Para tetangga, handai tolan, sudah berkumpul di kursi yang disusun berbaris rapi di bawah dua unit tarub. Mereka, para bapak sudah menunggu acara dimulai. Sebagian asyik dengan kepulan asap rokok kreteknya. Mereka masih sayang untuk meninggalkan kebiasaan merokok yang menurutnya banyak manfaat secara sosial itu.

"Merokok jangan takut mati. Kan masih ada korek," kelakar mereka menirukan kelakar seorang komedian di televisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun