Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Strategi Guru Jika Murid Menggunakan Aplikasi ChatGPT

8 Januari 2023   16:52 Diperbarui: 16 Maret 2023   20:00 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya yakin, Bapak dan Ibu Guru juga para orang tua, melalui media sosial seperti TikTok atau Snack Video sudah menonton sebuah aplikasi yang membuat sebagian guru resah. Sebaliknya, sebagian besar murid dibuatnya senang. Mengapa? Karena para murid akan memperoleh jawaban soal-soal yang diberikan gurunya dengan lebih praktis. Bahkan, lebih praktis ketimbang meminta bantuan Google. Dengan bantuan Google, para murid masih harus membaca dan mencermati jawaban yang akan mereka tuliskan pada buku tugas masing-masing.

Lain halnya dengan aplikasi ini. Murid cukup mengetikkan perintah dengan cermat maka aplikasi akan segera memberikan jawabannya. Contoh misalnya, ingin mengetahui profil Menteri Nadien Makarim. Ketikkan pada kolom chat, maka aplikasi akan memberikan jawabannya. Hebat, bukan?

Apa nama aplikasi itu? Nama aplikai tersebut adalah ChatGPT. Anda dapat menemukannya di https://chat.openai.com/. Aplikasi berbasis Artificial Intelligence ini sangat cerdas. Ia mampu menjawab berbagai persoalan yang sering ditanyakan guru. Wow, meresahkan, ya? Bahkan, menurut berita Kompas, aplikasi ini dilarang digunakan di sekolah-sekolah di New York.

Pejabat kementerian pendidikan di New York, sebagaimana dilansir Kompas, aplikasi besutan OpenAI ini tidak membangun keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah. Iya juga, ya? Jangan-jangan, anak-anak tidak lagi berpikir untuk menjawab soal-soal. Sementara, soa-soal yang diajukan guru adalah dalam rangka melatih simpul-simpul syaraf kecerdasan dan keterampilan berpikir kritis mereka. Jawaban yang diberikan mendeskripsikan tingkat kompetensi murid terhadap materi yang diberikan. Apabila soal-soal yang diberikan dicarikan jawabannya pada aplikasi ini, murid hanya menyalin saja.

Meskipun meresahkan, kemajuan teknologi merupakan keniscayaan. Oleh karena itu, tidak mungkin membendungnya dengan aksi demo atau tebaran pernyataan keprihatinan. Oleh karena itu, diperlukan strategi guru untuk mengatasi hal itu.

Strategi Guru Agar Siswa Tidak Menggunakan Aplikasi ChatGPT

Ada beberapa metode mengajar yang dapat diterapkan guru agar para murid tidak menggunakan aplikasi chat bot tersebut.

Pertama, menulis dengan tangan. Guru dapat meminta murid menulis jawaban atau tugas dengan tangan. Dengan cara ini, murid tidak langsung menggunakan aplikasi pemrosesan teks untuk menyelesaikan tugas tersebut. Kelemahan, murid masih bisa menyalin dari gawai.

Kedua, menggunakan pengolah kata yang tidak memiliki fitur pemrosesan teks. Guru dapat menggunakan pengolah kata yang tidak memiliki fitur pemrosesan teks seperti Microsoft Word atau OpenOffice Writer. Dengan demikian, murid tidak dapat menggunakan fitur pemrosesan teks yang ada pada aplikasi tersebut. Kelemahan, murid masih bisa menyalin dari gawai atau komputer yang tertanam aplikasi openAI tersebut.

Ketiga, diskusi kelompok. Guru dapat mengajar dengan cara mengadakan diskusi kelompok. Dengan cara ini, murid harus mengemukakan pendapat atau jawaban dengan lisan, sehingga tidak dapat menggunakan aplikasi pemrosesan teks untuk menyelesaikan tugas.

Keempat, presentasi. Guru dapat mengajar dengan cara memberikan presentasi. Murid harus menyajikan materi dengan lisan atau menunjukkan hasil kerja secara langsung, sehingga tidak dapat menggunakan aplikasi pemrosesan teks.

Kelima, tugas lapangan: Guru dapat memberikan tugas lapangan kepada murid. Dengan cara ini, murid harus mengumpulkan data atau informasi secara langsung dari sumber yang terpercaya, lalu mengolahnya. Dengan demikian, mereka tidak dapat menggunakan aplikasi pemrosesan teks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun