Mbak Susy penjual perabotan rumah tangga, termasuk lemari pakaian. Ia memiliki pelanggan, sebut saja Amir. Ia tinggal di daerah Kemang, Jakarta Selatan.Â
Suatu ketika, pulang dari kantor, si Amir membeli sebuah lemari pakaian dari kayu jati. Setelah terjadi tawar-menawar, Amir pun membayar harga lemari kepada Mbak Susy. Setelah membayar, Amir pun pulang. Seperti biasa, jika berbelanja di Toko Susy, barang akan diantar belakangan. Pegawai Mbak Susi yang akan mengantarkannya.Â
Karena sudah beberapa kali berbelanja, karyawan Mbak Susi pun paham alamat rumah Amir. Oleh karena itu, lemari pakaian itu pun segera diantar ke alamat Amir di Kemang. Kebetulan saat itu jalanan macet.Â
"Mbak Susy, lemariku sudah dianter belum, Bu?" tanya Amir melalui panggilan telepon.
"Sudah, Mas. Maaf, kata anak-anak jalanan macet, mestinya sebentar lagi sampai jika normal," jawab Mbak Susy.
"Oh, no!" teriak Amir.
"Kenapa, Mas?" tanya Mbak Susy keheranan.
"Kok ke Kemang, Mbaaaak! Atret-atret! Suruh supir kembali lagi! Itu buat ... Noni," teriak Amir dari seberang sana. Namun, ketika menyebut nama Noni, suaranya setengah berbisik.Â
Mbak Susy tersenyum saja. Nama yang baru saja disebut adalah istri kedua Amir. Rumahnya di Bekasi.Â
"Oalah, Mas. Maap, deh. Memang tadi pesan ke saya nganter ke Bekasi?" tanya Mbak Susi.