Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Tatap Muka, Gawai Dibuang?

21 Agustus 2022   07:01 Diperbarui: 21 Agustus 2022   07:07 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Sabtu, tanggal dua puluh Agustus, Pengurus Komite Sekolah kami menggelar rapat dengan seluruh anggota komite. Mereka tidak lain adalah orang tua atau wali murid. Wali murid kelas satu hingga kelas enam diundang untuk mengikuti rapat. Rapat ini merupakan rapat perdana setelah tiga tahun vakum. 

Dalam sambutannya, kepala sekolah mengatakan bahwa rapat kali ini sebagai ajang silaturahim setelah tiga tahun terakhir tidak dilaksanakan rapat terbuka semacam itu. Pandemi melarang sekolah mengadakan kegiatan mengumpulkan orang dalam jumlah besar. Bahkan, pembelajaran pun dilakukan secara jarak jauh. 

"Oleh karena itu, pertemuan kali ini kita gunakan untuk saling mengenal lebih dekat dan menjalin komunikasi yang lebih baik antara guru atau sekolah dengan orang tua watau wali murid," kata kepala sekolah.

Selain itu, melalui rapat umum tersebut, sekolah menyampaikan tentang penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah atau BOS. Dana yang sudah ada mapun dana BOS yang sedang berjalan dijelaskan penggunaannya kepada peserta rapat. 

Dana BOS tidak boleh digunakan untuk pembangunan fisik berat. Oleh karena itu, melalui forum rapat tersebut, kepala sekolah mengajak seluruh warga sekolah untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan fisik yang yang karena sesuatu hal mengalami kerusakan berat. 

Sementara itu, ketua Komite Sekolah dalam sambutannya mengatakan bahwa beliau sudah dua periode dipilih. Oleh karena itu, perlu penyegaran dan dilakukan reorganisasi. 

Sebelum dilakukan reorganisasi, Pengurus Komite melaporkan kegiatan yang sudah dilakukan dan kontribusi apa saja yang sudah diberikan kepada sekolah dan mempertangungjawabkan keuangan sumbangan orang tua.

Serah terima kepengurusan Komite Sekolah (Dok. Pribadi)
Serah terima kepengurusan Komite Sekolah (Dok. Pribadi)

Ada hal menarik sekaligus mengejutkan saya. Dalam sambutannya, ketua komite periode sebelumnya mengatakan bahwa orang tua wali murid patut bersyukur karena pembelajaran sudah dilakukan secara tatap muka kembali. Oleh karena itu penggunaan hape sudah tidak diperlukan lagi. 

"Oleh karena itu, jika anak-anak beralasan meminta paket data untuk pembelajaran daring itu bohong. Pembelajaran daring sudah tidak dilakukan karena sudah tatap muka. Karena, saya sangat khawatir dengan penggunaan hape oleh anak-anak," demikian hal yang saya tangkap dari sepenggal sambutan sang ketua komite.

Tentu saja saya tersenyum kecut. Kelas saya masih menggunakan hape, diutamakan hape atau gawai milik orang tua. Media sosial terutama WhatsApp menjadi media vital untuk berkomunikasi jarak jauh dengan orang tua dan siswa. 

Kami masih membentuk grup WA. Grup itu digunakan untuk berkomunikasi dan juga menginformasikan berbagai hal, termasuk materi pelajaran, kuis, dan tugas-tugas lainnya.

Mengajari murid membuat blog di Blogger (Dok. Pribadi)
Mengajari murid membuat blog di Blogger (Dok. Pribadi)

Untuk melatih menulis, murid-murid kelas enam yang memiliki gawai saya ajak membuat blog menggunakan aplikasi Blogger. Sebagian anak sudah memiliki email sendiri. Sebagian lagi meminjam email orang tua. Dalam waktu tidak lebih dari satu setengah jam, anak-anak belajar membuat postingan dan cara mengirimkan tulisan di blog dalam bentuk tautan.

Jadi, meskipun pembelajaran sudah tatap muka, pemakaian gawai masih saya lanjutkan. Apalagi akun belajar siswa dan guru sudah diterbitkan. Jika sudah dibiasakan, penggunaan Google Workspace, misalnya tidak terelakkan lagi. 

Ke depan, penggunaan teknologi dalam pembelajaran merupakan suatu keharusan. Jadi, ketika ketua komite mengatakan hape untuk pembelajaran  tidak diperlukan lagi karena sudah tatap muka, orang tua murid khususnya kelas enam tersenyum. 

Mereka menatap wajah saya sambil tersenyum. Mereka sangat paham bahwa hape miliknya atau anaknya masih digunakan untuk membantu belajar putera-puterinya.

Nah, karena pembelajaran sudah tatap muka, hape dibuang? O, tidak!

Musi Rawas, 21 Agustus 2022

PakDSus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun