Mohon tunggu...
Susanto Purba
Susanto Purba Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Bergerak dari hal kecil..Mendatangkan sebuah perubahan besar..!

Selanjutnya

Tutup

Analisis

New Normal Menyelamatkan Ekonomi, Orang Cerdas Akan Survive

27 Mei 2020   11:56 Diperbarui: 27 Mei 2020   23:29 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

New Normal, sebagain orang yang tanggap akan kebijakan pemerintah terhadap Covid-19 pastinya telah mengetahui maksud dan defenisi daripada New Normal. Sederhananya New Normal merupakan strategi negara dalam menghadapi risiko wabah Covid-19.

Telah berlangsung cukup lama, selama hampir dalam tiga bulan semua kegiatan ada di dalam ruangan (work from home), walaupun terkadang pekerjaan tidak ada yang memungkinkan di dalam rumah namun keadaan memaksa untuk tetap di dalam rumah. Inilah fakta bahwa memang wabah yang satu ini amat mematikan sehingga perlu untuk dihindari. Namun semua itu tak dapat berlangsung secara lama dan berkepanjangan, perlu strategi untuk perlawanan, bukan sekedar bertahan dan menghindar.

Konsepsi dari seorang tokoh universal Kluckhon, sistem nilai budaya mengandung lima masalah pokok dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Salah satunya yang sangat tepat dalam situasi sekarang ini yaitu “Masalah Hakekat Hubungan Manusia dengan Alam”.  Bagamaiana cara manusia dalam rangka melawan virus corona adalah ide yang harus muncul dalam diri, kontribusi yang sangat diperlukan. Bukan hanya dari seorang tokoh pemerintahan namun setiap individu pada lapisan masyarakat.

Presiden Ri Jokowidodo beberpa hari yang lalu tepatnya tanggal 15 Mei 2020 telah menyatakan resmi bahwa New Normal akan segera dilaksanakan. Lantas apa tujuan New Normal? Tujuan daripada New Normal adalah untuk menyelamatkan perekonomian negara. Konsepsinya ialah bagaimana perekonomian bisa naik jika hanya sebatas untuk menghindar tanpa aksi, tidak cukup hanya menyelamtkan manusianya saja. Jika hanya menyelamatkan manusianya saja, itu tak akan berlangsung lama, hanya berlangsung sementara, kedepan perekonomian negara akan turun dan mungkin dampaknya akan besar kepada manusia (penduduk).

Banyak seruan di media sosial bahwa tindakan ini merupakan tindakan yang tak memikirkan keselamatan. Tentunya hal itu bukan pemikiran yang realistis, Pemerintah telah membuat protokol di setiap tahap New Normal. Banyak dimuat protokol dalam rangka mewujudkan New Normal, mulai dari  fasilitas kesehatan, pengaturan terhadap yang memiliki kerentanan tinggi, kapasitas, jarak, pembukaan bertahap, dan evaluasi.

Sekarang saatnya yang dituntut adalah bagaiamana  dalam menyikapi sebuah protokol yang dimuat. Masyarakat yang bebal menjadi korban sukrela, namun nasyarakat yang lebih pintar dan cerdas akan mengikuti protokol, beradaptasi, dan memahami langkah serta strategi yang dimaksudkan pemerintah, bukan semata-mata karena sebuah peraturan dari atas, namun ada kesadaran untuk bertahan hidup (survive) dan membantu menyelamatkan perekonomian negara hingga hidup menjadi sejahtera.

Selalu safety, dimana saja dan kapan saja.

Referensi: Simanjuntak. A. Bungaran. 2010. Melayu Pesisir dan Batak Pegunungan. Jakarta. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun