Mohon tunggu...
Susanna Purwaninastiti
Susanna Purwaninastiti Mohon Tunggu... Guru - Guru Les

Pernah mengajar di sekolah, pernah bekerja di hotel, kafe, dan mall.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Penerapan Teori Motivasi Maslow di Dunia Pendidikan

12 November 2021   23:57 Diperbarui: 14 November 2021   01:37 2463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori Abraham Maslow tentang hierarki kebutuhan adalah salah satu teori motivasi yang sangat berpengaruh dan sudah diketahui banyak orang yang mempelajari psikologi. Teori ini menjelaskan motivasi manusia memenuhi tingkat kebutuhan. Manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam urutan hierarkis. Urutan ini dimulai dengan kebutuhan paling dasar kemudian menuju ke kebutuhan yang lebih tinggi.

Teori tersebut terdiri atas lima tingkat kebutuhan manusia, yang digambarkan sebagai tingkat hierarkis dalam piramida. Dari bagian bawah hierarki ke atas, kebutuhannya adalah: fisiologis (makanan dan pakaian), keselamatan (keamanan kerja), cinta dan kebutuhan kepemilikan (persahabatan), harga diri, dan aktualisasi diri. Pada tahun 1970, model lima tingkat tersebut diperluas menjadi delapan tingkat, yaitu :  biologis dan fisiologis, keamanan, cinta dan kebutuhan kepemilikan, harga diri, kognitif, estetika, aktualisasi diri, dan transendensi.

Hierarki tersebut menunjukkan bagaimana kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum seseorang dapat naik ke tingkat kebutuhan selanjutnya, untuk memenuhi kebutuhan yang lebih kompleks. Contohnya, kebutuhan fisiologis seperti makanan dan air harus terpenuhi. Setelah itu, manusia dapat fokus pada kebutuhan keamanan dan seterusnya. Walaupun demikian, Maslow menambahkan jika urutan tersebut bersifat fleksible sesuai dengan keadaan dan perbedaan tiap manusia. Contohnya, seseorang mungkin menempatkan kebutuhan harga diri di tingkat yang lebih tinggi dari kebutuhan akan cinta atau persahabatan.

Di dunia pendidikan, mengutip dari artikel yang di tulis oleh Jody Hanson, siswa harus tercukupi kebutuhan dasarnya untuk dapat berkembang. Dimulai dari terpenuhinya kebutuhan fisiologis seperti makanan, baju yang hangat, dan tempat tinggal. Beberapa sekolah mencoba membantu memenuhi kebutuhan ini dengan menyediakan sarapan agar siswa dapat belajar. Saya kemudian teringat masa kecil saya, setiap satu minggu sekali pada hari Jumat, sekolah menyediakan makanan sehat. Setiap minggu menu makanan berganti-ganti, seperti bubur kacang hijau, jus buah, atau susu untuk menambah kebutuhan nutrisi kami.

Kebutuhan selanjutnya adalah kebutuhan keamanan. Siswa tentu dapat belajar jika merasa aman dan nyaman terutama lingkungan rumah dan sekolah/kelas. Saya teringat salah satu murid saya beberapa tahun yang lalu. Murid saya ini memiliki satu pengalaman yang kurang menyenangkan ketika di TK. Hal itu membuatnya tidak mau bersekolah dan pindah sekolah. 

Di sekolah yang baru, tempat saya mengajar, anak tersebut tidak pernah mau berinteraksi dengan teman sekolahnya. Interaksi dengan saya dilakukan dengan tulisan atau berbisik ketika tidak ada teman di dekatnya. Kontrasnya, orangtuanya bercerita bahwa di rumah dia adalah anak yang sangat senang bercerita. Saya kemudian menyadari bahwa kenyamanan adalah hal yang sangat penting untuk siswa. Penerimaan, kata-kata positif, dan dikelilingi oleh perbuatan positif sangat penting untuk anak.

Memberikan penghargaan pada anak juga hal yang penting, sehingga kebutuhan akan harga diri terpenuhi. Pujian yang sederhana pun telah membuat siswa merasa bahwa mereka membuat kontribusi. Mereka dihargai sebagai individu. Hal ini sering saya lihat pada anak-anak. Hal sederhana seperti "wow" ketika menunjukkan hasil gambarnya dapat membuat kebutuhan akan harga diri terpenuhi. Jangankan anak-anak, orang dewasa pun merasa bahagia jika hasil kerjanya dihargai.

Terakhir adalah aktualisasi diri. Tingkat ini berhubungan dengan kemampuan untuk menerapkan apa yang telah dipelajari siswa. Contohnya, siswa dapat menulis sebuah cerita atau menghasilkan karya yang lain. 

Siswa juga dapat mencapai kebutuhan ini dengan membantu teman yang kesulitan belajar. Murid-murid saya selalu menawarkan diri untuk membantu temannya. Beberapa dari mereka akan berusaha menyelesaikan pekerjaannya dengan baik agar dapat membantu temannya. Saya melihat hati yang bahagia ketika  mereka dapat membantu temannya.

Referensi :

Hanson, Jody. (n.d). How to Apply Maslow's Hierarchy of Needs to Education. [www page] How to Apply Maslow's Hierarchy of Needs to Education (synonym.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun