Setelah belajar tentang teori behaviorisme, sekarang saya belajar tentang experiential learning. Teori belajar ini digagas oleh John Dewey, seorang filsuf dan pendidik dari Amerika. Beliau adalah adalah seorang pragmatis yang berpendapat bahwa pendekatan dalam belajar dan mengajar seharusnya berfokus untuk mempertahankan  hal-hal yang bersifat praktis. Dewey menolak struktur pendidikan tradisional yang otoriter. Beliau menyarankan sebuah reformasi di dunia pendidikan yang meletakkan anak sebagai pusat kegiatan akademis atau student-centered learning . Â
Dikutip oleh Drew, Sharma, Devi and Kumari (2018) menyampaikan ada empat prinsip pragmatis dalam dunia pendidikan. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1. Prinsip Kegunaan
Segala sesuatu yang dipelajari seharusnya berguna bagi siswa. Siswa ingin mempelajari hal-hal yang berguna dan relevan, Â dengan demikian keinginan belajarnya semakin tumbuh.
2. Prinsip Minat / Ketertarikan
Kegiatan belajar seharusnya mempertimbangkan ketertarikan siswa agar keinginan belajar semakin kuat. Menurut Dewey, siswa memiliki ketertarikan pada percakapan, investigasi, membuat sesuatu, dan menjadi kreatif. Guru dapat mewujudkannya dengan berfokus pada empat hal tersebut saat merancang kegiatan belajar.
3. Prinsip Pengalaman
Seorang pragmatis percaya bahwa pengalaman merupakan hal sangat penting. Seseorang akan benar-benar belajar jika dia mengalami atau melakukan hal tersebut. Â Kegiatan berbasis proyek, eksperimen, dan pengalaman adalah kegiatan yang seharusnya dilakukan untuk mendukung anak-anak dalam belajar. Istilah ini disebut learning by doing.
4. Prinsip Integrasi
Prinsip ini menunjukkan bahwa mata pelajaran dalam kurikulum tidak berdiri sendiri tetapi berkaitan satu sama lain.
Kembali pada pendapat Dewey tentang teori belajar, dalam bukunya yang berjudul Experience and Education (1938), terdapat beberapa faktor penting dalam experiential education.
1. Lingkungan Sosial