Pagi yang kelabu
aku melangkah dalam balutan luka
demi cinta dasyat yang menggelora dalam jiwa.Â
Gagak hitam menuntun langkah
kaki yang bergetar, meningalkan setapak durja
kaku luka, duri amarah dan kutukan megintip ragaÂ
Mereka kucintai,
yang tak mengharapkan aku karena cintaku
menginginkan pergiku dibungkus kafan.
Bebekal kaki yang kuat untuk melangkahi takdir
tangan yang erat untuk bergandeng harapan
aku selamanya pergi, mungkin.
    Â
kupang, 9 mei 2018
  (Oleh: Ad Putra dan Alkorisna)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!