Mohon tunggu...
Susan Budhi Utomo
Susan Budhi Utomo Mohon Tunggu... Freelancer - Being a blogger is the way to heaven ^_^

A mother of a lovely daughter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Merasakan Manfaat Rutin Berjemur Sinar Matahari Pagi

12 Desember 2022   16:10 Diperbarui: 13 Desember 2022   18:35 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sinar Matahari Kota Pattaya, Thailand. Dokpri

Sebelum pandemik covid-19 menerjang dunia awal April 2020 lalu dan masih berlangsung sampai hari ini, saya sudah rutin sering berjemur sinar matahari pagi minimal tiap weekend. 

Kebiasaan ini dimulai karena saya mempunyai alergi debu dan dingin apalagi karena tuntutan pekerjaan harus sering berada dalam ruangan tertutup dengan pendingin udara atau ac non-stop sehingga sering terserang flu, batuk dan radang tenggorokan yang membuat saya harus berobat ke dokter hampir tiap bulan padahal saya selalu menjaga pola makan serta menghindari air es dan gorengan, juga rutin berolah raga biasanya lari dan jogging.

Pertama kali tahu tentang manfaat sinar matahari pagi lewat media social yang diinformasikan oleh seorang ahli sejarah lulusan universitas negeri ternama dan pemerhati social budaya, dia juga penderita penyakit autoimun langka yang menceritakan pengalamannya awal mula terserang autoimun, suatu penyakit yang menyerang kekebalan tubuh sampai dia didiagnosa defisiensi ( kekurangan ) vitamin D akut yang membuat autoimunnya semakin parah.

Kemudian saya mulai mencari informasi sendiri tentang akibat kekurangan vitamin D yang ternyata menyebabkan berbagai penyakit dan diderita oleh beberapa seleb internasional yang paling heboh berita sakitnya Selena Gomes, penyanyi top asal USA yang mempunyai ras Hispanik yang harus menerima transpalansi salah satu ginjal dari sahabatnya sendiri karena menderita autoimun. 

Bila kita mau telusuri yang paling banyak menderita autoimun di USA adalah perempuan berdarah hispanik dan kulit hitam kemudian kulit berwarna yang berasal dari Iran dan India, mereka semua mempunyai kulit lebih gelap dari orang kulit putih atau Kaukasian, kenapa?

Kebanyakan mereka datang ke USA sebagai generasi ke-3 yang tinggal disana, kakek dan nenek mereka berasal dari daerah dimana lokasinya berlimpah sinar matahari sepanjang tahun seperti kita tahu tempat asal orang Hispanik di wilayah Mediterania yang beriklim tropis.

Begitu juga orang kulit hitam atau Afro Amerika yang berasal dari benua Afrika yang juga mempunyai iklim tropis sehingga gen mereka harus beradaptasi dengan tempat baru di USA yang letaknya di Amerika Utara yang mempunyai empat musim dan lebih sedikit mendapat sinar matahari, nah.. untuk gen yang tidak dapat beradaptasi akan mempunyai resiko menderita autoimun lebih tinggi apalagi bila gaya hidupnya tidak sehat maka akan semakin rentan.

Sekarang di Asia Tenggara semakin banyak orang yang menderita autoimun walau beriklim tropis yang disebabkan oleh gaya hidup seperti sering bekerja di dalam ruangan dalam jangka waktu yang lama dan cara berpakaian yang terus menerus tertutup. Pertumbuhan kota yang mendorong berdirinya gedung gedung tinggi baik untuk tempat perkantoran dan apartment untuk tempat tinggal atau  di daerah padat penduduk yang rumahnya saling berdempetan tanpa ada ruang terbuka yang cukup, juga dapat menghalangi kita memperoleh sinar matahari.

Mungkin semua sudah tahu, Vitamin D terbentuk secara alami ketika kulit terkena sinar matahari langsung, Vitamin D memiliki nama lain “vitamin matahari”. Tubuh kita akan memproduksi vitamin D secara otomatis ketika terkena sinar matahari dengan cara mengubah kolesterol pada kulit menjadi zat yang disebut calcitriol. 

Bila kadar kolesterol dalam darah kita tinggi akan menyebabkan berbagai penyakit berat seperti kanker dan gangguan jantung. Sehingga saya tidak heran, bila dulu banyak suku suku bangsa di dunia yang mendewakan Matahari karena mereka tentu tahu pentingnya sinar matahari bagi kehidupan.

Pada awalnya saya malas untuk mulai berjemur karena takut membuat kulit saya yang gelap menjadi semakin gelap tapi setelah mencoba rutin tiap weekend berjemur tiap pagi selama 1 bulan, flu dan batuk yang biasanya kumat sebulan sekali langsung hilang sehingga saya tidak perlu minum obat antibiotik yang harus saya konsumsi karena sudah tidak mempan bila hanya minum obat generik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun