Mohon tunggu...
Suryono Brandoi Siringoringo
Suryono Brandoi Siringoringo Mohon Tunggu... Jurnalis -

Aku bukan seorang optimis yg naif yg mnghrapkan harapan-harapanku yg dkecewakan akan dpnuhi dan dpuaskan di masa dpan. Aku juga bukan seorang pesimis yg hdupnya getir, yg trus menerus brkata bhw masa lampau tlh mnunjukan bhw tdk ada sesuatu pun yg bru dbwah matahari. Aku hanya ingin tmpil sbg manusia yg membwa harapan. Aku hdup dgn kyakinan teguh bhw skrng aku bru mlhat pantulan lembut pd sbuah kaca, akan tetapi pd suatu hari aku akan brhdpan dgn masa dpn itu, muka dgn muka.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pentingkah Sebuah Kritik?

3 Juni 2012   18:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:26 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1338747541393203093

[caption id="attachment_192530" align="alignnone" width="560" caption="Ilustrasi/Admin(q-reiszha.blogspot.com)"][/caption]

Bila bertanya pentingkah sebuah kritik? Sebagian dari kita pasti akan menjawab kritik itu penting, tak perduli jawaban itu sebenarnya melawan hati atau tidak. Kalau berkata terlalu jujur, oh, takutnya dicap sebagai orang berhati kecil yang tak bisa menerima kritik. Sebenarnya tak perlu memusingkan kritik itu penting atau tidak. Lebih penting adalah kemauan memperdalam ilmu serta aksi nyata untuk menciptakan karya.

Sama halnya dalam sebuah tulisan yang baru diposting seorang kompasianer di kompasiana ini, mendapat pujian dari kompasianer lainnya itulah hal yang biasa kita jumpai di kompasiana ini, tetapi terkadang tidak sedikit juga kompasianer lainnya memberikan kritikan yang pedas kepada tulisan yang diposting tersebut. Jika kritikannya itu tujuannya demi kebaikan. Tidak terlalu masalah,tetapi kita bisa memungkiri ada beberapa kompasianer yang sengaja memberi kritikan demi menjatuhkan mental si penulis tersebut,yang kata lainnya bisa dibilang sang kompasianer kritikus tersebut ingin membunuh karakter si penulis. Dalam hal ini, kritik yang membangun tidak lepas dari solusi. Tentunya sebelum terjadinya suatu kritik pertama-tama yang dilihat adalah dari sisi kesalahan dan kelemahan-kelemahan yang seharusnya dibenahi. Sehingga seseorang yang bisa menyalahkan orang lain tentu mengetahui mana yang lebih benar menurut versinya. Maka sama halnya dalam hal memberi komentar/kritik pada sebuah tulisan yang diposting di kompasiana ini,yang dicari dari sebuah kritik bukanlah kesalahan, namun suatu kebenaran dari kesalahan-kesalahan yang ada. Jika memang kompasianer yang mengkritik itu memberi kritik demi mencari kebenaran,maka di balik semua itu, maka kritik merupakan obat penyembuh kesalahan atau kekeliruan. Sebab manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Setinggi apapun pangkatnya, selama masih sebagai manusia, pasti pernah melakukan kesalahan. Tetapi sering kali kita menemukan beberapa orang di kompasiana ini. Sesuai etika kepenulisan, tak perlulah menyebut siapa-siapa saja nama mereka. Tak jarang kritik yang diberikan di kompasiana ini justru menyebabkan terjadinya adu argumentasi. Melelahkan tentunya dan buang-buang waktu saja. Jika kita jujur,Pada dasarnya semua kritikan ada efek buruknya, sekalipun dengan tujuan baik dan mungkin bermanfaat. Cobalah bayangkan, ketika seseorang terus-menerus menerima kritik, sementara fondasi kemauannya kurang kuat, bukannya maju, tapi justru putus asa dan niat untuk terus berkarya pun turut dihentikan! Tanpa kemauan, seberapa bermanfaat pun sebuah kritik tetap saja bohong. Lantas apa yang harus kita lalukan jika si pengkritik memberi kritikan yang tidak jelas dan persoalan yang jadi bahan kritikan dianggap tidak pantas untuk dikritik karena tidak benar adanya Atau si pengkritik itu sengaja untuk menjatuhkan atau sengaja mempermalukan dengan kritikan yang dianggap sepertinya mengungkap kesalahan yang bukan hal prinsip, namun sengaja dibesar-besarkan. Untuk itu Perlu diingat, kita harus memfilter segala kritik yang datang kepada kita secara cermat, karena beberapa kritik sebenarnya adalah kedok dari aksi menjatuhkan atau mengangkat derajat si pemberi kritik itu. Kita hanya perlu menggunakan dua opsi; menerima bila benar, dan mengabaikan bila tidak benar. Kita tak perlu membantah, jika tak ingin dianggap orang berhati kecil yang tak bisa menerima kritik. Fokus saja dengan terus berkarya. Tak perlu terlalu memusingkan penilaian orang lain yang kemungkinan berbeda-beda satu sama lain. Karena Seorang penulis harus bisa menerima kritikan. Sepedas apapun kritikan itu harus diterima. Semakin pedas dan semakin pahit maka tulisan akan semakin baik. Kalau penulis manja dan cengeng baru dibilang sedikit sudah keder,maka penulis itu akan habis. Untuk itu jika ingin menjadi penulis maka ibarat seperti berteman. Ketika ingin wangi, bertemannya dengan tukang parfum, ketika ingin bau berteman dengan tukang parit, dan ketika ingin menjadi penulis handal bertemannya dengan penulis-penulis handal. Tulisan ini Bukan Maksud mengurui Bapak,Ibu,Abang dan Kakak yang lebih tua dari saya. Hanya ingin berbagi saja. Salam Perdamaian. SBS

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun