Mohon tunggu...
Surya Puspita
Surya Puspita Mohon Tunggu... Desainer - Mahasiswa

helo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Pemimpin Membangun "Hard Power" dan "Soft Power" terhadap Pengikutnya dalam Organisasi

10 Agustus 2021   22:21 Diperbarui: 10 Agustus 2021   23:09 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam pembahasan terkait kekuasaan tidak akan lepas dari dunia kepemimpinan. Keterkaitan antara kekuasaan dan kepemimpinan  yang menuntut pemimpin untuk mengetahui sumber kekuasaan yang dimiliki dalam melakukan perannya sehingga tidak salah dalam bertindak.

Kekuasaan didefinisikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang pemimpin. Kekuasaan kerap dipergunakan silih berganti dengan istilah pengaruh dan otoritas. Kekuasaan merupakan sesuatu yang dinamis sesuai dengan kondisi yang berubah dan tindakan para pengikut. Dengan kata lain, seseorang yang berkuasa memiliki hal yang dianggap penting oleh pihak lainnya sehingga pihak tersebut merasa di bawah kendali oleh pihak yang memiliki kekuasaan.

Kekuasaan menyimpan suatu potensi yang belum tentu efektif jika dilaksanakan. Misalnya pihak yang memiliki suatu kekuasaan namun tidak digunakan dapat dikatakan kekuasaan tersebut merupakan kemampuan yang tidak akan terjadi.

Menurut Richard L.Daft dalam buku The Leadership Experience (edisi 7) Kekuasaan dapat diklasifikasi sebagai hard power atau soft power. Hard power merupakan kekuasaan yang sebagian besar didasarkan pada posisi otoritas seseorang. Hal ini juga menunjukkan jenis kekuasaan yang memungkinkan seorang pemimpin mempengaruhi pengikut dengan menggunakan penghargaan dan hukuman, dan memungkinkan seorang pemimpin untuk mengeluarkan perintah terhadap pengikutnya dan mengharapkan mereka untuk mematuhi perintah tersebut. Sedangkan soft power merupakan kekuasaan yang didasarkan pada karakteristik pribadi dan hubungan interpersonal.

Kekuasaan diwujudkan melalui proses politik dan pengaruh. Pengaruh mengacu pada efek tindakan seseorang terhadap sikap, nilai, keyakinan, atau tindakan orang lain. Sedangkan kekuasaan adalah kapasitas untuk menyebabkan perubahan pada seseorang, pengaruh dapat dianggap sebagai tingkat perubahan yang sebenarnya.

Selain itu, terdapat lima jenis kekuatan pemimpin yang dikatergorikan sebagai Hard power atau Soft power. Hard power meliputi penghargaan, kekuasaan yang sah serta koersif, yang ditentukan oleh kebijakan organisasi. Sedangkan Soft power meliputi expert power dan referent power. 

  • Kekuasaan yang sah (Legitimate power)

merupakan wewenang yang diberikan dari posisi formal dalam suatu organisasi. Pada kekuasaan ini, pengikut menerima hak yang sah dari pemimpin formal untuk menetapkan tujuan, membuat keputusan, dan mengarahkan aktivitas

  • Kekuatan penghargaan (Reward power)

Kekuatan yang bersumber dari wewenang untuk memberikan sebuah imbalan kepada orang lain. Pada kekuasaan ini, pemimpin mengontrol sumber daya dan distribusinya serta menggunakan penghargaan untuk mempengaruhi perilaku pengikut.

  • Kekuatan koersif (Coercive power)

Kekuatan yang mengacu untuk menghukum atau merekomendasikan hukuman. Hal ini juga merupakan sisi negatif dari kekuasaan legitimasi dan penghargaan.

  • Kekuatan ahli (Expert power)

Kekuatanyang dihasilkan dari pengetahuan atau keterampilan khusus seorang pemimpin mengenai tugas-tugas yang dilakukan oleh pengikutnya. 

  • Kekuatan referensi (Referent power)

Kekuatan yang didasarkan atas karakteristik kepribadian pemimpin yang memerintahkan rasa hormat, kekaguman serta identifikasi pengikut sehingga mereka memiliki keinginan untuk meniru para pemimpinnya. 

Pengetahuan tentang kekuasaan yang memungkinkan seorang pemimpin mempengaruhi orang lain merupakan aspek penting bagi setiap orang, terutama bagi para pemimpin suatu organisasi. Dengan mengetahui jenis-jenis kekuasaan, seseorang atau pemimpin dapat mengembangkan ketergantungan orang lain terhadap mereka. Selain itu, pemimpin juga dapat lebih efektif dalam mencapai tujuan yang diinginkannya.

Penggunaan soft power dapat menimbulkan dampak positif pada orang yang menjadi target maupun pada orang yang menggunakan soft power itu sendiri. Sebaliknya penggunaan hard power bisa menimbulkan dampak yang buruk pada orang yang menjadi target maupun pada orang yang menggunakan hard power itu sendiri. Jadi orang atau para pemimpin yang bijaksana, sebaiknya senantiasa menggunakan softpower dan menghindari hard power dalam mempengaruhi orang lain.

Referensi:

Daft, Richard L. (2018). The Leadership Experience (7th Edition).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun