Mohon tunggu...
suryansyah
suryansyah Mohon Tunggu... Editor - wartawan

berbuat baik belum tentu benar

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tidurlah yang Nyenyak di Sana, Ayah!

13 Januari 2023   07:42 Diperbarui: 13 Januari 2023   07:58 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melepas kepergian ayah. foto dok pribadi.

"Nggak enak jadi wartawan. Kamu lihat sendiri begini kerjanya. Gajinya nggak seberapa," tukas Bramono.

"Tapi, kalau mau jadi wartawan, kamu harus kuliah di IISIP Lenteng Agung. Bisa kerja juga disana," dia menyarankan.

Entah angin apa yang membawa saya menyambangi IISIP. Kampus pencetak wartawan. Uang semester Rp450.000. Persis gaji bulanan saya di Berita Buana setelah bertahan 8 bulan di Media Indonesia.

Ayah senang saya kuliah. Berharap bisa jadi wartawan. Ayah belikan mesin ketik dan kamera. Meski saya merasa salah jalan.

Pelan-pelan saya belajar menulis. Apa yang saya lihat dan rasakan. Cerpen pertama berjudul: Nasib Wartawan. Dimuat di Koran Jayakarta. Diantar ayah ambil honor Rp42.000.

Kemudian muncul tulisan saya di Tribun Olahraga: Dop dan Maradona.  Ayah kenalkan saya dengan Redaktur Pelaksana Pak Ponco Siswanto. Memasuki semester kedua saya kuliah.

Disanalah saya belajar jurnalistik dari dekat. Saya banyak mendapat kesempatan. Praktik langsung lapangan. Bagaimana memburu nara sumber, mencari angle dan membuat berita. Pembuktian teori dari kampus. Berkat ayah juga.

Tugas keluar kota atau keluar negeri saya selalu pamit dengan ayah. Berharap doa darinya. "Jangan lupa solat. Cari masjid sekalipun diluar negeri," cuma itu pesannya.

Suatu ketika saya tak pamit. Tugas ke Portugal liputan Piala Eropa 2004. Saya takut kualat. Takut terjadi sesuatu yang buruk.

Saya sempat nyasar ketika mencari masjid di negerinya Cristiano Ronaldo. Saya masuk ke wilayah zona hitam. Info itu saya peroleh dari imam masjid.

"Keluar dari sini kamu jalan lurus terus saja. Jangan tengok kanan-kiri. Ini daerah rawan," imbuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun