Mohon tunggu...
Retno Suryani
Retno Suryani Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis untuk mengikat kenangan

Konsultan Lingkungan, Senang bertemu masyarakat dan anak-anak, Sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sedekah Sampah, Pemanfaatan Sampah ala Masyarakat Tanjungsari

28 Oktober 2020   23:39 Diperbarui: 28 Oktober 2020   23:43 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari Minggu itu, saya dan tim yang sedang menginap di sekitar bandara Adi Soemarmo sengaja keluar hotel pagi-pagi. Sambil mengobrol satu dua topik, kami berjalan santai menuju Dukuh Tanjungsari, Desa Ngesrep, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. 

Selain ingin mengecek hasil semaian benih sayuran sehari sebelumnya di rumah hidroponik, pagi itu kami ingin menyaksikan satu program sosial yang menarik : Sedekah Sampah.

Sedekah sampah merupakan program sosial hasil inisiatif remaja masjid Al Iman atau yang bernama  remaja masjid Al Iman Community Center (ACC). 

Program ini mendorong masyarakat  Tanjungsari untuk melakukan pengumpulan terhadap sampah anorganik yang bernilai jual seperti kertas bekas, kardus bekas, botol bekas air mineral, besi bekas, dan lain-lain untuk kemudian diserahkan kepada Al Iman Community Center. 

Konsep yang diusung mirip bank sampah yaitu memilah dan mengumpulkan sampah yang masih bermanfaat dan bernilai jual. Hal mendasar yang membedakan adalah akad atau tujuan penyerahan sampah tersebut ke Al Iman Community Center. 

Jika konsep Bank Sampah adalah menabung atau hasil penjualan sampah dikembalikan ke masyarakat penyetor sampah, maka konsep yang diusung oleh  Al Iman Community Center (ACC) adalah sedekah yakni hasil penjualan sampah tidak dikembalikan ke masyarakat penyetor melainkan untuk kegiatan masjid dan kegiatan umat. Program ini dijalankan setiap hari minggu pagi, satu bulan sekali atau dua kali.

Sedekah sampah, program sosial yang sudah berjalan beberapa tahun ini, sangat diterima oleh masyarakat Tanjungsari.  Seperti yang kami saksikan hari minggu pagi itu. 

Sambil menyusuri jalanan wilayah Dukuh Tanjungsari, kami berkali bertemu mobil pick up yang mengangkut sampah dari sedekah masyarakat. Ya, pagi itu, dengan sadarnya, masyarakat telah menaruh sampah-sampah anorganik bernilai ekonomis yang akan disedekahkan di depan rumah untuk diambil remaja masjid. 

Satu dua orang bahkan terlihat keluar rumah menghampiri mobil pick up tersebut sambil membawa sendiri beberapa kardus bekas ataupun sampah jenis lainnya. Semangat berbagi yang amat terasa meneduhkan.

Program Sedekah Sampah ini tidak hanya menumbuhkan semangat berbagi, melainkan juga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemilahan dan pemanfaatan sampah dari kegiatan sehari-hari. 

Melalui program ini, masyarakat menjadi lebih peduli terhadap sampah-sampah yang bernilai jual yang sebelum program biasa dibuang atau diabaikan. 

Program ini juga menjadi embrio lahirnya program-program pengelolaan sampah lainnya di Tanjungsari seperti upaya pemanfaatkan sampah organik sebagai pupuk padat maupun pupuk cair dan upaya pemanfaatkan sampah anorganik tidak bernilai jual sebagai media tanam urban farming.

Sedekah Sampah merupakan sebuah program sosial terkait pengelolaan sampah nan kreatif yang sukses karena mengakomodasi karakter masyarakat sasaran. 

Masyarakat Tanjungsari sebagai muslim nan taat sangat mendukung segala kegiatan yang berbasis masjid sehingga program sedekah sampah pun diterima dan didukung dengan baik. 

Hal ini dapat menjadi contoh bagi perencanaan program sosial pengelolaan sampah di tempat lainnya. Program sosial pengelolaan sampah selama ini cenderung sulit berhasil karena selalu berkaitan dengan pola pikir dan budaya masyarakat. 

Dari Sedekah Sampah ini, kita setidaknya dapat belajar bahwa kita perlu mempertimbangkan karakter masyarakat terkait dengan konsep program yang akan diusung. Tentunya, melalui pendekatan karakter masyarakat, program akan cenderung lebih mudah diterima dan berkelanjutan.

Program Sedekah Sampah yang kami saksikan pagi itu membuat kami tersenyum dan terinspirasi. Betapa amat banyak cara untuk mengelola sampah. Kalau kita mau, sampah pun bisa menjadi berkah bukan? (RS)

Setelah lama tidak menulis: 28 Oktober 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun