Mohon tunggu...
Anton Surya
Anton Surya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana

Pengelana

Selanjutnya

Tutup

Politik

Baliho Politik yang Menyakitkan Saya

22 Agustus 2021   12:38 Diperbarui: 22 Agustus 2021   12:44 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi baliho (sumber:awreceh.id)

Memasuki bulan Agustus menjadi awal kemunculan baliho ditempat saya. gambar seorang politikus terpampang besar di kota kami. 

Saya tidak tahu pasti berapa ukuran baliho tersebut tetapi cukup mencolok mata. Pada saat bersamaan negara kita sedang mengalami pandemi Covid yang sudah menyebar ke seantero negeri. 

Terasa kontras pada masa pandemi ini kita disuguhi baliho besar dengan jargon yang menurut saya sudah basi. Lebih kontras lagi jika kita membandingkan yang pemilu 2019 telah lalu dimana masing-masing parpol, caleg, capres yang membentuk relawan untuk membantu meraih suara. 

Para relawan dengan berbagai atributnya hadir di sudut-sudut wilayah Indonesia. Beragam bantuan untuk masyarakat bertebaran. Sungguh meriah dengan "pesta peduli" saat pemilu. Tetapi kemeriahan itu senyap saat ini, apalagi dengan pilkada juga telah lewat. 

Di masa pandemi ini kami sekeluarga juga mengalami masa yang tidak mudah. Kami harus menjalani isolasi mandiri karena terkonfirmasi positip Covid. 

Di saat tersebut kami pasti butuh bantuan orang lain untuk menolong kami membeli kebutuhan sehari-hari, tetapi kami terpaksa harus melakukannya sendiri karena memang tidak ada orang bisa membantu. Kekuatiran kami adalah kami bisa menjadi carrier penularan kepada orang lain. 

Di daerah kami hingga kini tidak terdengar ada relawan yang memberikan perhatian kepada orang terkonfirmasi positip covid, hanya bagi yang bergejala berat atau yang dengan saturasi oksigen dibawah 95 yang bisa menjalani isolasi dirumah sakit. 

Istri saya demam dan hilangnya indra perasa dan penciuman, sedangkan saya dan anak mengalami gejala batuk kering berkepanjangan. 

Tampilnya baliho seakan tidak mengenal tempat, ruang terbuka dimana kami biasa hijaunya pepohonan harus tertutupi dengan baliho. Menurut siaran pers yang dikeluarkan oleh pimpinan pusat masing-masing partai politik bahwa tidak ada instruksi untuk memasang baliho kepada cabang-cabang di wilaahnya, hal ini murni inisiatif dari bawah. 

Pemasangan baliho itu sendiri tidak salah, tetapi situasi yang membuat tidak klop suasana kebatinan masyarakat Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun