Mohon tunggu...
Anton Surya
Anton Surya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana

Pengelana

Selanjutnya

Tutup

Politik

Misteri Kunjungan DI Panjaitan ke TB Simatupang Jelang Malam Jahanam

28 September 2020   10:56 Diperbarui: 28 September 2020   11:08 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Donald Isaac Panjaitan (grid.id)

Memiliki pergaulan yang luas adalah sebuah keuntungan. Saya sering bertemu orang-orang yang tidak terduga yang menjadi saksi sejarah perjalanan bangsa. Salah satunya adalah cerita tentang kunjungan Brigjen. D.I. Panjaitan yang menjadi korban G30SPKI ke rumah Jend. T.B. Simatupang.

Menurut Biografi yang disusun oleh Marieke Panjiatan br. Tambunan,  istri Donald Isaac Panjaitan, Beliau sebelum peristiwa malam jahanam 30 September 1965 ternyata rajin berkunjung ke teman-teman dan sauadara. Salah satunya adalah T.B Simatupang, mantan KSAD di era awal Indonesia merdeka.

D.I Panjaitan pada tanggal 30 September 1965 siang, datang berkunjung ke rumah T.B Simatupang di bilangan Manggarai. Beliau masih mengenakan pakaian dinas. Dia datang sehabis dari kantor, tetapi sayang saat itu Bapak T.B Simatupang tidak ada dirumah. Saat itu TB Simatupang sedang mencari anak nomor dua yang setelah pulang sekolah tidak langsung pulang kerumah. 

Saat itu dirumah hanya ada istri dan anak pertama TB. Simatupang, Tigor. D.I Panjaitan diterima oleh ibu Simatupang sebagaimana layaknya kerabat yang berkunjung. 

Beliau menyatakan dia baru dari kantor sengaja mampir sebelum pulang ke rumah di Jalan hasanudin. Setelah beberapa berbincang sebentar, Dia mohon pamit. Tidak tahu pasti apa yang menjadi tujuan Panjaitan berkunjung ke Rumah Jendral T.B. Simatupang, apakah hanya kunjungan silahturahmi biasa atau ada pembicaraan yang lain. 

Menurut Marieke, D.I. Panjaitan tiba di rumah sekita pukul 15.00 WIB. Dia tidak berbicara banyak dan hanya membaca buku karya Karl Barth dan kemudian menonton TVRI. 

Malam penculikan yang terjadi seperti menurut biografi beliau, D.I Panjaitan ditembak masih mengenakan seragam dan dalam kondisi yang berlutut berdoa. ini menandakan beliau orang yang religius. 

Selain itu, dia harus menyerahkan diri untuk menyelamatkan orang seisi rumahnya yang terancam ditembak jika dia tidak ditemukan. Meski sebelumnya keponakan beliau,Albert, berteriak agar jangan menyerah tapi pilihan untuk menyelamatkan seisi rumah menurutnya adalah yang terbaik. Jiwa kstaria prajurit sudah dia tunjukan meski harus ditebus dengan nyawa. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun