"Mas, kandunganku sudah semakin besar, kamu jangan sering keluar kota untuk memasarkan jamu kita. Perasaanku selalu galau jika kamu pergi." Kata Arini memulai pembicaraan.
"iya ma, Aku mengerti. Tapi aku harus bagaimana lagi karena keuntungan usaha kita mulai menurun belakangan ini. Satu mobil sudah saya jual untuk menutupi biaya operasional." Jawab dimas
"Aku mengerti mas, tapi kandunganku sudah mendekati bulan mau lahiran. Besok ditunda dulu kalau mau pergi ke Surabaya." kata Arini.
"Maaf Arini, saya mohon kali ini saja saya pergi karena ini sangat penting saya ke Surabaya. Saya mau bertemu dengan Pak Suroyo seorang marketing handal yang mau membantu kita memasarkan jamu di Jawa timur dan Bali."
"Tapi perasaan ini, yang membuat perasaanku inilho yang membuat aku tidak tenang."
"ini hanya perasaanmu saja, mungkin terkait perubahan hormonal efek dari kandungan kamu yang semakin besar."
Keesokan harinya Dimas pergi dengan mengendarai mobil ditemani seorang supir.
"Jaga dirimu baik-baik, mas. Perasaanku ini tidak kunjung tenang."
"Aku akan segera pulang setelah pertemuan selesai."
Perasaan Arini tidak kunjung tenang, setelah Dimas pergi. Arini mencoba menenangkan diri dengan berbaring. Tetapi kemudian perutnya terasa lain, kemudian dia memanggil Ibu Dimas.
"Ibuuuu..."